Menhub Jusman Syafii Djamal menjelaskan, dana tersebut sedianya dialokasikan untuk untuk pendidikan penerbang, tenaga pelayaran, masinis, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui Badan Diklat Dephub sebesar Rp 768,67 miliar.  ”Adanya kenaikan alokasi anggaran pendidikan hingga 20 persen atau Rp 46,1 triliun, mendorong kami untuk mengajukan pengalihan dana bagi Badan Diklat berasal dari anggaran tersebut,” jelas Menhub seusai rapat kerja dengan Komisi V DPR, Kamis (4/9).

Dipaparkan, dana pendidikan Dephub sebelumnya berasal dari anggaran perhubungan pada Rancangan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (RAPBN) 2009. Pengalihan sumber pendanaan tersebut diajukan agar dana Rp 768,67 miliar dari anggaran perhubungan yang sebelumnya untuk Badan Diklat, dapat dialokasikan bagi pembangunan infrastruktur perhubungan di bidang sarana transportasi darat, laut, udara, dan kereta api selama 2009.

Menhub Jusman menjelaskan, permintaan tersebut sudah diajukan kepada Menteri Keuangan dan Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas). Namun belum ada keputusan apakah permintaan tersebut diterima atau ditolak. Dikonfirmasi terpisah, Kepala Badan Diklat Dephub Dedi Darmawan menjelaskan, dengan alokasi anggaran tersebut diharapkan kapasitas pendidikan dan pelatihan yang dijalankan Dephub dapat meningkat. ”Terutama untuk pendidikan kepelautan dan penerbang,” ujarnya.

Dedi memaparkan, hingga saat ini, Badan Diklat Dephub melalui sekolah-sekolah khusus yang dikelolanya belum mampu memproduksi lulusan-lulusannya sesuai dengan yang dibutuhkan. ”Untuk tenaga penerbang, misalnya, kita melalui STPI (Sekolah Tinggi Penerbang Indonesia) baru bisa mencetak sekitar 200 lulusan per tahun. Sementara jumlah kebutuhannya mencapai mencapai 400 orang per tahun untuk domestik. Jumlah itu terus meningkat. Sedangkan kebutuhan untuk dunia sendiri mencapai hingga 18 ribu per tahun untuk 20 tahun ke depan,” jelasnya.

Demikian pula halnya kebutuhan untuk tenaga kepelautan. Menurut Dedi, tingkat kebutuhan dunia akan tenaga kepelautan per tahun mencapai 4000 orang. Jumlah itu diprediksi akan meningkat menjadi 40 ribu pelaut per tahun hingga 2014. Terkait dengan hal tersebut, Badan Diklat Dephub melalui Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) di Jakarta dan Politeknik Ilmu Pelayaran (PIP) yang berada di Semarang, Jawa Tengah; dan Makasar, Ujung Pandang, gencar mencetak lulusan tenaga kerja yang sangat dibutuhkan dunia pelayaran tersebut. ”Dari tiga lokasi itu, kita bisa sedikitnya meluluskan sekitar 400 perwira pelaut per tahun,” jelas Dedi. (DIP)