Alat ini dapat mendeteksi logam atau benda yang dapat mengganggu penerbangan. Salah satu unit body scanner sudah terpasang di salah satu terminal bandara Soekarno-Hatta. Namun fungsi kontrolnya terhadap lalu-lintas pengunjung yang melakukan penerbangan belum dilaksanakan.

Kepala Komunikasi dan Publikasi Dephub Bambang S. Ervan mengatakan, pengadaan 3 unit body scanner di bandara itu sudah tiba dan siap dioperasikan. Namun dirinya belum tahu persis kapan dioperasikan, karena harus dikoordinasikan dengan para petugas. Terutama pihak kepolisian yang akan ditempatkan salah satu petugasnya sebagai operator.

Pada saat disosialisasikan, banyak pihak menolak kehadiran body scanner dengan alasan alat tersebut dapat melihat secara transparan apa yang ada ditubuh, termasuk alat vital yang rahasia. Namun demikian Bambang menampiknya.

Menurut dia, peralatan itu hanya mendeteksi logam yang ada dalam tubuh dan tidak akan memonitor benda di luar logam, seperti alat vital manusia. Dan alat tersebut digunakan demi keselamatan dan keamanan penerbangan.

Sementara itu, Dirjen Perhubungan Udara Dephub Budhi M Suyitno kepada wartawan mengaku belum tahu persis anggaran untuk pengadaan body scanner asal Amerika Serikat itu. Yang pasti dunia internasional telah mendesak Indonesia meningkatkan keselamatan dan keamanan penerbangan di dalam negeri, terutama di bandara internasional.

"Saya sendiri tidak tahu persis harga 1 unit body scanner, saya hanya dengar sekitar Rp. 3 miliar. Nanti dicek saja, harganya mesti di bawah Rp.50 miliar, karena saya tidak terlibat dalam pengadaan peralatan itu" kata Budhi.

Terkait hal ini , Kepala Humas Angkasa Pura II Wasfan Wahyu Widodo membenarkan bahwa pihaknya telah kedatangan peralatan body scanner. Namun belum tahu persis kapan akan dioperasikan. "Setahu saya belum ada petugas yang dididik khusus untuk menjadi operator body scanner itu," ucapnya.

Sumber: SUARA KARYA 14 Februari 2008