"Kesepakatan itu untuk merealisasikan kerja sama pembangunan rute angkutan udara, darat dan laut, yang telah ditandatangani sejak 2007 lalu," jelas Kepala Pusat Komunikasi Publik Departemen Perhubungan Bambang S Ervan, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Kamis (31/7).

Bambang yang saat dihubungi tengah menemani Menhub Jusman Syafii Djamal untuk mengikuti pertemuan yang digelar di Putrajaya, Malaysia, tersebut menambahkan, pertemuan tersebut merupakan pertemuan ketiga yang difasilitasi Menteri Transportasi Malaysia Datuk Ong Tee Keat selaku tuan rumah. Sedangkan menteri lain yang hadir adalah Menhub Jusman Syafii Djamal, Menteri Transportasi Brunei Pehi Dto Abu Bakar Apong, serta Deputi Transportasi dan Komunikasi Filipina Anneli R. Lontoc.

"Inti pertemuan membahas perkembangan pembangunan infrastruktur transportasi, sebagai impelementasi BIMP-EAGA Road Map 2006-2010," lanjut Bambang. Kesepakatan itu antara lain MoU Expansion on Air Linkages (kesepakatan tentang penambahan rute penerbangan), MoU on Cross Border Movement of Commercial Busses and Coaches (kesepakatan tentang bus komersial lintas batas) dan MoU on Establishing Efficient and Integrated Sea Linkages (kesepakatan angkutan laut).

Wilayah wilayah yang menjadi koridor ekonomi tersebut, antara lain West Borneo Corridor yang meliputi wilayah Provinsi Kalimantan Barat (Indonesia), serta Sabah dan Serawak yang berada di bawah kedaulatan wilayah Malaysia dan Brunei Darusallam. Saat ini, katanya, sudah ada dua operator yang siap untuk melayani rute tersebut selama 35 jam perjalanan, yaitu Damri dan JPS. Sementara koridor lainnya adalah Greater Sulawesi Corridor, yang meliputi Sulawesi Utara (Indonesia) dan Mindanao (Filipina).

"Sebagai tindak lanjut kesepakatan Angkutan Bus Komersial Lintas Batas, telah dilakukan uji coba pelayanan bus rute Pontianak-Sarikei-Bintulu-Miri-Bandar Seri Begawan," jelas Bambang. Pelayanan secara tetap rute lintas batas tersebut akan dimulai September 2008.

Sementara di bidang angkutan udara, beberapa rute layanan baru yang telah dilaksanakan antara lain melayani rute Menado-Davao pp yang difasilitasi maskapai Indonesia, Wings Air, sejak 16 Juni 2007. Rute udara lainnya adalah rute Bandar Seri Begawan-Kuching pp yang dibuka sejak sejak 1 Desember 2007 (Royal Brunei Airlines), Kota Kinabalu-Bandar Seri Begawan pp, dan Kuching-Bandar Seri Begawan pp (Air Asia Malaysia), rute Pontianak-Bandar Seri Begawan pp (Batavia Air), serta rute Sandakan (Malaysia)-Zamboagan-Kota Kinabalu yang difasilitasi Asian Spirit dari Filipina.

Pada akhir pertemuan, lanjut Bambang, para menteri transportasi itu menyampaikan pernyataan kesepakatan, yang salah satunya meminta kepada para pelaku usaha jasa transportasi negara-negara di wilayah BIMP-EAGA untuk meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan untuk menghadapi tantangan globalisasi ekonomi dunia. "Para pelaku jasa transportasi tersebut didorong untuk harus mampu mengambil keuntungan dari terbentuknya kerangka kerja sama ekonomi yang ada. Yaitu dengan menjadikan disetujuinya memorandum kesepakatan di bidang transportasi tersebut sebagai modal," kata Bambang.

Ditambahkan, kendala yang membuat sejumlah kesepakatan lamban untuk terealisasi adalah dikarekanan kebijakan harus menyesuaikan semua aturan keselamatan angkutan umum masing-masing negara. "Tetapi, harmonisasi aturan sudah dilakukan selama tujuh tahun belakangan ini dan para menteri bersepakat kini saatnya merealisasikan kesepakatan. Forum BIMP-EAGA diharapkan menjadi brand keberhasilan pembangunan ekonomi di daerah perbatasan," kata Bambang. (DIP)