"Kita harus bersiap menghadapi open sky, kita bentuk dulu mana bandara yang menjadi hub, dan mana bandara yang menjadi pengumpan. Ini kita lakukan bertahap," ujar Menteri Perhubungan, Jusman Syafii Djamal menjawab prtanyaan wartawan Suara Pembaharuan di sela-sela ajang Singapore Airshow di Changi Exhibition Centre, Singapura, Selasa (19/2).

Beberapa bandara yang akan dijadikan bandara pengumpul adalah Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten, Bandara Ngurah Rai, Denpasar, Bali, Bandara Polonia Medan, dan Bandara Sam Ratulangi, Manado.

"Selama ini, bandara di Indonesia belum ada yang menjadi hub penerbangan-penerbangan internasional, sebab maskapai penerbangan asing masih meragukan apakah Indonesia bisa memberikan pelayanan yang baik. Kita perbaiki safety (keselamatan) dulu baru bisa menjadi hub bagi negara lain. Soalnya ini sama seperti kita head to head dengan Singapura, jelas sangat berat," katanya.

Dikatakan, untuk menjadi bandara pengumpul di kawasan regional, pemerintah akan mengembangkan bandara-bandara tersebut. Tahun ini, sudah diprogramkan anggaran sebesar Rp.3 triliun untuk perbaikan dan peningkatan fasilitas bandara.

Selain bandara, pemerintah juga akan menentukan maskapai penerbangan nasional untuk berkiprah di kawasan regional dan maskapai lainnya, yang armadanya belum kuat, hanya menjadi pengumpan . Saat ini, tiga maskapai yang dianggap kuat berkiprah di kawasan regional, seperti Garuda Indonesiam Lion Air, dan Mandala Airlines.

Apalagi, Garuda Indonesia sudah memesan 10 pesawat berbadan lebar, begitu juga Lion Air, yang sudah memesan 56 unit pesawat baru Boeuing 737-900 ER senilai US$4,4 miliar. Sementara Mandala dikabarkan sudah memesan sejumlah pesawat terbaru dari Airbus.

SUMBER: SUARA PEMBARUAN, 21 FEBRUARI 2008