”Untuk MD-80 series, kita targetkan proses peremajaannya selesai hingga akhir tahun ini. Itu pun jika tidak ada kendala pada proses pengiriman pesawat baru. Untuk yang MD-90, menyusul setelahnya. Ini salah satu bentuk komitmen kita terhadap arahan Menteri Perhubungan tentang peremajaan,” terang Direktur Umum PT Lion Air Edward Sirait, Rabu (18/3).

Dijelaskan, Lion Air memiliki sebanyak 11 unit pesawat berjenis MD-80. Sedangkan untuk berjenis MD-90 sebanyak 5 unit. Dari lima pesawat jenis MD-90 tersebut, Lion saat ini hanya mengoperasikan dua di antaranya. Karena satu dari tiga lainnya sedang menjalani perawatan rutin di Bandung. Sementara dua pesawat lainnya masih menjadi objek penelitian Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). Yaitu pesawat yang mengalami kecelakan di Batam dan Cengkareng beberapa waktu lalu.

Menurut Edward, hingga 2010 mendatang, perusahaannya menargetkan pengoperasian sebanyak 42 dari total 178 unit pesawat anyar berjenis Boeing 737-900 ER yang dipesan. Hingga saat ini Lion telah menerima sebanyak 19 unit 737-900 ER. ”Terakhir kami terima (Selasa) semalam dan sudah ada di Soekarno-Hatta, Cengkareng. Dalam beberapa hari ini pesawat itu akan kita operasikan,” papar Edward.

Dia menambahkan, pesanan pesawat ke-20 rakitan pabrik pesawat Amerika itu dijadwalkan datang 25 Maret mendatang. Hingga akhir 2009, lanjut Edward, sebanyak 13 unit pesawat berkapasitas tempat duduk hingga 213 penumpang tersebut direncanakan tiba di hanggarnya.

Selain itu, Lion Air saat ini juga tengah menunggu kedatangan dua unit pesawat baru jenis Boeing 747-400. Sedianya kedua pesawat itu akan dioperasikan untuk melayani jalur penerbangan internasional menuju Timur Tengah. ”Salah satunya akan melayani rute reguler langsung Jakarta-Jeddah pp mulai Juni tahun ini, untuk memfasilitasi tenaga kerja yang ada di sana dan kegiatan ibadah Umrah,” jelas Edward.

Selanjutnya, pada Mei mendatang, Lion juga akan menerima kiriman sebanyak lima pesawat bermesin turboprop ATR 72-500 dari pabrik pembuatnya di Toulouse, Perancis. Kelima pesawat baling-baling berkapasitas 72 seats yang akan di-branding logo Wings Air ini, akan difungsikan sebagai feeder pada rute-rute pengumpan (hub) utama. Di antaranya rute Medan-Gunung Sitoli, Nias, atau Medan-Lhokseumawe, Aceh. ”Prinsipnya seperti penerbangan perintis yang dijalankan pemerintah,” kata dia.

Penambahan armada ini, lanjut Edward, akan dilakukan secara berkesinambungan untuk meningkatkan daya saing serta pengembangan pasar. ”Selain itu juga untuk meningkatkan mutu pelayanan dan kenyamanan serta keselamatan penerbangan (flight safety) dan ketepatan waktu penerbangan,” pungkasnya. (DIP)