Penegasan tersebut terkait keputusan pemerintah yang akhirnya memutuskan untuk melakukan lelang konsesi KA Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng sejauh 30 km itu pada pertengahan tahun ini. Proyek senilai Rp4,5 triliun itu sendiri, semula akan dikelola oleh PT Railink, perusahaan bentukan PT Angkasa Pura II dan PT Kereta Api. Perusahaan ini pun sampai sekarang sudah melakukan detil disain, studi kelayakan dan sedang mengerjakan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (Amdal) proyek itu.

Dengan demikian, konsesi yang semula diperuntukkan untuk PT Railink, dibatalkan. Perumusan keputusan ini dipimpin oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa waktu lalu. Menurut Wendy, lelang konsesi dan tender proyek itu akan dilakukan pada pertengahan tahun ini dan PT Railink pun berkesempatan ikut dalam tender itu.

"Peluang menangnya besar karena Railink punya hak pre-referensi 10 persen," katanya. Direktur Utama PT Railink, Masraul Hidayat mengenai hal itu, membenarkan. "Memang benar, peluangnya besar karena kami memang terlibat sejak awal," katanya.

PT Railink adalah perusahaan patungan antara PT Kereta Api dan PT Angkasa Pura (AP) II dengan persentase kepemilikan saham 60:40 persen. PT Railink juga telah menjalin kerja sama dengan PT Wijaya Karya dan PT Jasa Marga. Kerja sama dengan PT Jasa Marga untuk menggunakan lahan di samping jalan tol bandara Sedyatmo.(ES)