"Safety (keamanan) pemudik di Surabaya cukup terjamin, karena kendaraan darat, laut, dan udara sudah laik jalan, bahkan armada kendaraan yang disiapkan melebihi kapasitas pemudik," katanya. Namun, katanya, 700 pintu rel kereta api (KA) tanpa palang pintu, tapi hal itu sudah dikoordinasikan dengan polisi.

"Saya memprediksikan pemudik akan naik 30 persen, termasuk pemudik dengan sepeda motor juga naik hingga 30 persen, tapi pemudik bersepeda motor akan dilakukan pengawalan polisi," katanya. Oleh karena itu, ia mengaku puas dengan kesiapan tim SAR untuk melakukan penyelamatan atas musibah di darat, laut, dan udara.

Sementara itu, Kepala Kantor SAR Surabaya Kol Laut (P) Trikora Hardjo melaporkan dirinya sudah siap mengevakuasi kecelakaan di darat, laut, dan udara di Jatim. "Kami memiliki 39 personil dengan tiga pos SAR di Trenggalek, Surabaya, dan Jember. Mereka juga sudah dilengkapi dengan peralatan yang memadai," katanya.

Komandan Lanudal Juanda Surabaya itu mengatakan peralatan SAR yang dimiliki adalah dua helikopter, dan sebuah resque truck untuk menolong kecelakaan di darat. Selain itu, sebuah mobil defender untuk membawa peralatan evakuasi di darat dan laut, lima perahu karet, dan beberapa alat montainering (pendakian gunung).

Di Surabaya, Menhub melakukan sidak ke bandara Juanda, kantor SAR Surabaya, terminal bus Purabaya, stasiun KA Gubeng, dan penyeberangan Kamal-Madura. Dalam kesempatan itu, Menhub memuji kesiapan jajarannya dalam mengantisipasi arus mudik yang setiap tahun mengalami kenaikan itu, termasuk antisipasi jalur mudik lewat kawasan lumpur di Porong, Sidoarjo melalui berbagai jalur alternatif untuk pengalihan.

Sumber : LKBN Antara, 28 September 2007