Sementara itu, jajaran dewan komisaris PT KA Jabodetabek adalah Komisaris  Utama, Farid Haryanto dan anggota komisaris lainnya, Nugroho Indrio, Mesra Eza dan Soedarmo Ramadhan. Kemudian, jajaran direksi, Dirutnya, Kurniadi Atmosasmito, Ahmad Marzuki (Direktur Operasi dan SDM), Subagijo (Direktur Teknik) dan Ignatius Tri Handoyo (Direktur Keuangan).

Ronny menjelaskan, anak perusahaan ini diharapkan mampu meningkatkan pelayanan KA Komuter di Jabotabek sehingga jumlah penumpang yang bisa diangkut bisa ditingkatkan dari 700 ribu per hari menjadi 2,1 juta pada 2011. Hanya saja, kata Ronny, pada tahap awal, anak perusahaan ini operasionalnya masih dilakukan oleh Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek.  "Direksi baru dalam masa transisi ini harus melengkapi ijin usaha, ijin operasi, bisnis plan, pengalihan SDM dan sebagainya, termasuk modal awal," kata Ronny.

Kehilangan pendapatan
Pada bagian lain, Ronny mengakui, dengan terbentuknya anak perusahaan tersebut, PT KA sebagai induk perusahaan akan kehilangan pendapatan per tahun sekitar Rp275 miliar per tahun.

"Ini resikonya. Jadi, kita akan kehilangan potensi sebesar itu," katanya. Namun, neraca kosolidasi PT KA, tambah Ronny, berharap dapat pendapatan lebih besar. "Kalau penumpang Jabodetabek bisa dua juta per tahun, akan ada tambahan signifikan," katanya.

Sementara itu, Dirut PT KA Jabodetabek, Kurniadi A. menilai, langkah jangka pendek untuk menggenjot pendapatan adalah mengurangi tingkat kebocoran dari penumpang tak berkarcis. "Selama ini ada laporan bahwa penumpang Jabodetabek bocor 30 persen. Ini lumayan besar. Nanti akan diupayakan diturunkan melalui berbagai cara antara lain, sterilisasi peron dan di atas kereta," katanya.

Untuk itu, kata Kurniadi, akan ada penambahan signifikan jumlah tenaga keamanan di atas kereta. "Tahap awal seperti itu," kata dia. (ES)