Surabaya - Menhub Budi Karya Sumadi berpesan agar seluruh saluran dan elemen masyarakat tetap menebarkan kesejukan agar persatuan Indonesia terjaga. Hal itu disampaikan Menhub saat menghadiri acara dialog Kebangsaan dengan tema “Mengokohkan Kebangsaan: Meneladani Patriotisme Arek Surabaya bagi Indonesia Emas 2045” di Stasiun Gubeng, Surabaya (21/2).


Acara dialog digagas oleh Gerakan Suluh Kebangsaan yang diketuai oleh tokoh nasional seperti Mahfud MD dan Alissa Wahid (putri Alm. Gus Dur) dan dihadiri oleh beberapa pembicara seperti Gus Ali, yakni Alissa Wahid (putri Gus Dur), Prof KH Abdul A'la, Prof Dr Syamsul Arifin. Turut hadir membuka acara Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak.

Gerakan ini muncul karena adanya rasa prihatin dan khawatir dari sejumlah tokoh nasional terhadap perkembangan situasi politik belakangan, terutama menjelang pemilu berlangsung, di mana terdapat pengelompokan masyarakat yang ditandai dengan saling serang secara tidak etis, serta semakin berkembangnya hoax.

“Ini menandakan ada suatu kegundahan (dari beberapa tokoh) yang direspon dengan cara yang sejuk dan berusaha memberikan satu saluran pikiran bagi semua pihak, terbukti ulama hadir disini, ulama memberikan kesejukan bagi kita semua, ini gerakan positif yang tentunya akan kita lakukan demi kecintaan kita pada tanah air,” ungkap Menhub Budi Karya.

Lebih lanjut Menhub mengapresiasi upaya dialog kebangsaan yang dilakukan di beberapa kota dengan menggunakan berbagai infrastruktur transportasi massal, seperti dialog yang diselenggarakan di stasiun kereta api Gubeng ini.

Menhub mengungkapkan bahwa di sektor transportasi, Kemenhub bersama stakeholder transportasi juga terus berupaya menjaga kesejukan di masyarakat dengan cara menjaga pelayanan transportasi yang maksimal agar penumpang merasa nyaman.

"Penyelenggaraan transportasi juga memiliki kewajiban agar masyarakat merasa terlayani dengan baik, menikmati ketepatan waktu, merasa nyaman, dengan harga yang terjangkau. Ini adalah kebutuhan publik yang kita jaga, ketenangan publik. Ini sama dengan apa yang kita jaga sekarang, menjaga dan melayani masyarakat," pungkasnya.

Budi Karya menyebutkan, ada banyak perjuangan dalam menjaga kualitas transportasi kereta api. Salah satunya, pegawai yang harus berjuang dengan meninggalkan keluarganya, bekerja dengan waktu yang panjang, dan melayani tepat waktu. Pengorbanan tersebut dilakukan untuk memastikan agar pelayanan transportasi kepada masyarakat berjalan baik.

“Konsep pembangunan berparadigma Indonesia Sentris pemerintahan ini juga turut mendorong iklim kesejukan NKRI. Dalam momentum ini, mari kita lakukan semua dengan kesadaran sebagai insan yang menginginkan Indonesia Emas 2045 terwujud,” pungkas Menhub. (AH/RDL/CA/HA)