JAKARTA - Volume kegiatan pengiriman barang (ekspor) melalui Pelabuhan Tanjung Priok pada tahun 2018 menunjukkan kenaikan sebesar 20% yang ditandai dengan masuknya kapal-kapal bermuatan besar di Pelabuhan Tanjung Priok. Melihat hal tersebut, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta seluruh stakeholder untuk tetap terus meningkatkan pelayanan sektor transportasi laut terutama di Pelabuhan Tanjung Priok.

"Apa yang dilakukan Pelindo II tadi ada satu perbaikan yg signifikan, artinya volume barang yang bergerak dari Tanjung Priok pada 2018 ini naik 20 persen juga ditandai kapal besar yang tadinya kapasitas 5.000 TeUs skrg sudah capai 11.000 TeUs dan dalam 1 bulan ada 8 kapal," papar Menhub Budi saat melakukan peninjauan di Pelabuhan Tanjung Priok pada Minggu (9/12).

Menhub Budi juga menugaskan stakeholder untuk bekerjasama dengan asosiasi untuk melakukan penelitian agar daya saing Indonesia meningkat di pasar internasional.

"Kita menugaskan para asosiasi dan litbang untuk bekerjasama dgn internasional konsultan untuk meneliti apa yg kita harus lakukan untuk meningkatkan daya saing. Daya saing biasanya ditunjukkan dengan kurangnya satu cost di satu daerah, selain itu juga birokrasi," ujar Menhub Budi.

Sementara itu Direktur Operasi dan Sistem Informasi, Prasetyadi mengatakan pada Januari 2019 kapal yang akan digunakan bermuatan hingga 11.500 TeUs.

"Sejak awal kan tahun muatannya (kapal) sekitar 3.000 TeUs, sekarang itu sudah mendekati 4.000 TeUs sampai 5.000 TeUs. Sekarang kapalnya lebih besar, bisa angkut 7.000 sampe 8.000 TeUs. Pada Januari tahun depan kita akan masuk ke 11.500 teus. Akan lebih besar lagi nantinya," ujar Prasetyadi.

Lebih lanjut Menhub meminta para stakeholder untuk terus melakukan perbaikan serta peningkatan ekspor pada sektor transportasi laut.

"Pelabuhan Tanjung Priok adalah satu tempat dari indonesia yg memang kita andalkan. Untuk itu saya melakukan koordinasi dengan semua stakeholder karena memang Tanjung Priok kita jadikan suatu contoh untuk perbaikan atau improvement konektivitas barang khususnya di Indonesia," terang Menhub Budi.

Dalam kesempatan tersebut, Menhub Budi Karya juga memasang sticker safety reflective pada badan truk sebagai simbol keselamatan di jalan.

"Safety is a must. Nah truk-truk ini harus dicontoh bahwa mereka pasang sticker, artinya ini kendaraan yang melalui lintasan dan menandai dirinya. Dengan scotlite itu kan orang melihat 'oh ada truk', jadi hal yang kecil seperti itu adalah dalam rangka menciptakan keselamatan," tutup Menhub Budi.

Hadir dalam peninjauan Direktur Jenderal Perhubungan Laut Agus H. Purnomo, Sekretaris Jenderal Perhubungan Laut Arif Toha, Direktur Pembinaan Keselamatan Ditjen Hubdat Risal Wasal, serta jajaran di PT. Pelindo II. (LFH/RDL/CA/HA)