AMBON - Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan Universitas Pattimura dan Pemerintah Provinsi Maluku mengadakan Diklat Vokasi atau keterampilan di bidang pelayaran. Tahun ini, sebanyak 1000 siswa akan dididik untuk memperkuat SDM Pelaut di wilayah Timur Indonesia, khususnya di Provinsi Maluku.

Penandatanganan kerjasama dilakukan oleh dua sekolah di bawah naungan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Kemenhub yaitu Politeknik Ilmu Pelayaran Makassar dan Balai Pelatihan dan Pendidikan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Barombong dengan Universitas Pattimura, Ambon dan Pemprov Maluku. Dengan disaksikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Menkopolhukam Luhut Binsar Panjaitan, di kampus Universitas Pattimura, Ambon, Rabu (8/2).

Menhub Budi merasa gembira dengan diselenggarkaannya diklat vokasi pelayaran di provinsi Maluku. Ia berharap, kehadiran diklat tersebut dapat memperkuat SDM Pelaut di Maluku.

"Negara kita khususnya di Maluku ini kaya akan laut. Saya merasa sedih dengan masih banyaknya kecelakaan kapal. Begitupun dengan kondisi kapal-kapal rakyat dan pelabuhan yang masih seadanya. Untuk itu, saya gembira hari ini keinginan kami untuk menyekolahkan 1000 orang di Maluku untuk memperkuat SDM Pelaut kita dapat terwujud," jelas Menhub Budi di depan para siswa diklat vokasi.

Menhub berharap, para lulusan diklat vokasi yang ditujukan untuk masyarakat dengan pendidikan minimal SLTP ini, nantinya dapat bekerja sebagai awak kapal pelayaran rakyat di Maluku dan sekitarnya.

"Saya juga berharap kalian dapat memastikan aspek keselamatan, keamanan dan pelayanan kapal berjalan dengan baik," harapnya.

*Tahap pertama Jaring 240 Siswa Diklat Vokasi*

Untuk tahap pertama Diklat Vokasi Pelaut yang diselenggarakan di Maluku, Kepala BPSDM Wahju Satrio Utomo (Tommy) mengatakan telah menjaring sebanyak 240 siswa, yang akan ditempatkan sebanyak 120 siswa di PIP Makassar, dan 120 siswa di BP2IP Barombong.

"Kami meminta bantuan Universitas Pattimura dan Pemprov Maluku untuk mencari 1000 siswa diklat Vokasi. Untuk tahap pertama, telah terjaring sebanyak 240 siswa. Kita akan lanjutkan terus hingga kuota terpenuhi. Mungkin akan ditambah kuotanya bila peminatnya memang banyak," ujar Tommy.

Tommy melanjutkan, diklat vokasi ini akan berlangsung selama 15 hari. Para siswa diklat akan mendapatkan tiga sertifikat yaitu, basic safety training, Security Awareness Training, Advance Fire Fighting, dan ditambah buku pelaut. Bermodalkan itu, lanjutnya, mereka bisa langsung bekerja di kapal sebagai anak buah kapal (ABK). Selanjutnya, mereka bisa melanjutkan pendidikan lagi untuk meningkatkan ratingnya.

Dalam rangka menggenjot produksi SDM transportasi baik di darat, laut, udara dan perkeretaapian, dan untuk membantu memberdayakan masyarakat yang kurang mampu atau putus sekolah, Tommy mengatakan bahwa BPSDM menargetkan kuota sebanyak 48.335 orang di seluruh Indonesia, melalui program diklat pemberdayaan masyarakat. BPSDM menggandeng Universitas-universitas dan Pemerintah Daerah untuk menjaring peserta diklat yang nantinya akan mengikuti diklat di sekolah perhubungan yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.

"Kami mempersilahkan bagi masyarakat yang akan mengikuti diklat ini. Minimal pendidikan SLTP dan tidak ada batasan usia, yang penting masih sehat dan bersemangat untuk bekerja sebagai anak buah kapal," ungkapnya. (RDL/TH/BS/JAB)