JAKARTA – Kementerian Perhubungan bekerjasama dengan JICA (Japan Internasional Cooperation Agency) mengadakan program pelatihan kewirausahaan bagi warga sekitar Pelabuhan Patimban, Jawa Barat.

Program ini telah digelar secara bertahap dan dirasakan sangat bermanfaat bagi warga seperti nelayan, petani, dan para pedagang di sekitar Pelabuhan Patimban. “Selain kita fokus terhadap penyelesaian pembangunan Pelabuhan Patimban tahap satu yang ditargetkan dapat selesai pada November 2020, pelaksanaan program pelatihan bagi masyarakat di sekitar Pelabuhan Patimban juga dirasa sangat baik, jadi masyarakat sekitar seperti para nelayan, petani, dan pedagang bisa menambah pengetahuan dan keterampilan yang dapat menjadi alternatif untuk meningkatkan soft-skill bagi masyarakat yang ingin berwirausaha maupun menjadi tenaga kerja di pelabuhan,” urai Direktur Jenderal Perhubungan Laut R. Agus H. Purnomo di Jakarta, Rabu (4/11).

Menurut Dirjen Agus, program pelatihan ini telah mulai dilaksanakan sejak tahun 2018 dan dilakukan secara bertahap hingga tahun ini dan tahun-tahun mendatang. “Sampai saat ini, jumlah peserta yang mengikuti sebanyak 2.321 orang yang terdiri dari 1.517 nelayan dan 1.765 warga lainnya,” ujarnya.

Ragam Pelatihan dan Pendidikan Praktis

Program pelatihan yang telah dilaksanakan antara lain Pelatihan Jasa Usaha Makanan (Kuliner), Pelatihan Basic Safety Training, Pelatihan Perakitan dan Pemasangan Jaring Rampus Kecil, Pengelasan, Pelatihan Security, Pengoperasian Forklift, Pelatihan Tenaga Kerja Bongkar Muat (TKBM), dan Pelatihan Cleaning Service.

“Masih ada empat pelatihan lagi yang belum dilaksanakan diantaranya Pelatihan Urban Farming, Pelatihan Tiga Jenis Produk Daging Sapi, Pelatihan Pengembangan Usaha Food Court dan Pelatihan Budidaya Lele,” ujar Dirjen Agus.

Seorang mantan petani serabutan, Dedi Bin Taskana menyambut baik dan merasakan manfaat dari pelatihan TKBM. Menurut Dedi, pelatihan TKBM yang telah diikuti dan mendapat Sertifikat SIO Rigger yang diberikan sangat bermanfaat karena lulusan pelatihan kewirausahaan ini dapat diterima bekerja di Pelabuhan Patimban. "Pelatihan ini sangat bermanfaat terutama bagi warga yang masih muda seperti saya. Harapannya warga yang lainnya juga bisa bekerja di Patimban," ucap Dedi.

Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam kunjungannya ke Pelabuhan Patimban, Sabtu (31/10), telah bertemu dan mendengar aspirasi para nelayan di sekitar proyek pelabuhan Patimban.

Menhub berencana akan ada kerja sama dari para perusahaan dengan membentuk koperasi usaha bersama untuk nelayan dan ada bantuan kapal yang muatannya lebih dari 15GT supaya nelayan bisa melaut lebih jauh.

Follow Up Program Pendidikan dan Pelatihan

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Roy Darmawan, yang dihubungi secara terpisah mengungkapkan kegembiraannya bahwa ada pemikiran yang komperehensif terhadap sebuah proyek pembangunan, seperti yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan, yaitu dengan melakukan berbagai program pendidikan dan pelatihan bagi masyarakat di sekitar proyek pembangunan.

Namun Ahli Kewirausahaan, Adjunct Professor pada Guangxi University for Nationalities ini mengingatkan pentingnya menumbuhkan kesadaran etos kerja dan mindset entrepreneurship bagi masyarakat, tidak sekedar pendidikan dan pelatihan saja.

“Tantangan ke depan adalah bagaimana meningkatkan etos kerja Indonesia dan mindset entrepreneurial yang secara umum terbilang masih rendah bagi masyarakat, perlu dibangkitkan dan ditingkatkan lagi bagi masyarakat sekitar proyek,” cetusnya.

Prof. Roy berpendapat, selain pendidikan dan pelatihan secara teknis juga perlu ada roadmap terintegrasi yang secara konsisten dilaksanakan. Menurut Prof Roy, orientasinya perlu membangun dampak yang terukur, penguatan mindset wirausahawan dan membangun serta akses terhadap modal serta akses terhadap pasar bagi wirausahawan baru di daerah tersebut.

Meski demikian, lajut Prof. Roy, yang kita harapkan adalah dampaknya akan maksimal apabila ada pendampingan berkesinambungan yang mampu membuat masyarakat terbangun mindset kewirausahaannya, sekaligus memiliki keterampilan usaha dan kemampuan manajemen usaha. “Perlu langkah yang tepat dan konsisten dalam sosialisasi dan implementasinya,” cetusnya.

Hal lain yang sangat penting, menurut ahli kewirausahaan Universitas Indonesia ini adalah adanya jaminan keamanan dalam berwirausaha dan berbisnis di sekitar kawasan pembangunan tersebut. “Ini mutlak diperlukan karena tanpa jaminan kemanan dan pembinaan maka pertumbuhan ekonomi akan berjalan sangat lambat dan akan terjadinya ketimpangan-ketimpangan,” cetusnya. (IS/AS/HG/HT)