MALANG - Jawa Timur dengan Ibukota Provinsi di Surabaya, merupakan pintu gerbang perekonomian wilayah timur Indonesia. Kementerian Perhubungan telah membangun dan mengembangkan sejumlah infrastruktur transportasi guna menunjang segala potensi yang ada di Jawa Timur. Hal ini disampaikan Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo pada acara Dialog Sinergi Membangun Bangsa dengan tema “Potensi Infrastruktur Jawa Timur Dalam Membuka Gerbang Ekonomi Indonesia” di Auditorium Samantha Krida Universitas Brawijaya Malang, Jumat (24/11).

Menurut Sugihardjo pertumbuhan perekonomian Jawa Timur berada di atas rata-rata pertumbuhan perekonomian nasional. Salah satu penyumbang terbesarnya adalah dari Perhubungan Laut. Selain itu pembangunan infrastruktur di Jawa Timur juga sangat masif karena memang penduduknya besar dan perekonomiannya juga sangat bagus.

“Jawa Timur luar biasa karena pertumbuhan perekonomiannya di atas rata-rata nasional. Salah satunya kontribusi di sektor angkutan laut, karena Jawa Timur merupakan hub untuk distribusi logistik ke wilayah timur Indonesia. Seperti dari 13 rute tol laut, sebelas rute berasal dari Surabaya ke arah timur Indonesia, sedangkan sisanya 2 rute dari Tj. Priok ke arah barat. Sehingga dari distribusi logistik yang strategis seperti itu tidak heran maka pertumbuhan ekonominya di atas rata-rata ekonomi nasional,” jelas pria yang akrab disapa Jojo ini.

Selanjutnya Jojo mencontohkan beberapa pembangunan infrastruktur yang saat ini sedang masif di Jawa Timur antara lain seperti di bidang perkeretaapian, yaitu dengan pembangunan double track lintas Madiun-Surabaya, lintas Bangil-Malang-Blitar-Kertosono dan lintas Surabaya-Jember-Banyuwangi. Pembangunan double track ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas angkutan penumpang dan barang serta mengurangi waktu tempuh perjalanan KA.

Selain itu pembangunan proyek strategis lain di Jawa Timur di bidang perkeretaapian adalah pembangunan kereta semi cepat yang menghubungkan Jakarta-Surabaya.

“Dengan adanya kereta semi cepat Jakarta-Surabaya dengan kecepatan mencapai 300 km/jam, diperkirakan dapat menempuh waktu 5 jam. Selain itu akan mendorong shifting (perpindahan) penumpang pesawat udara ke kereta api,” ujar Jojo.

Lebih lanjut, sebagai wujud peningkatan pelayanan angkutan umum massal perkotaan kepada masyarakat di Surabaya, Kementerian Perhubungan mendukung pengembangan angkutan umum massal kereta api perkotaan, yaitu dengan reaktivasi tram Surabaya.

Pada Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, tahun 2017 di Provinsi Jawa Timur program strategis yang dilakukan berfokus pada pengadaan perlengkapan jalan, ATCS dan subsidi angkutan umum. Daftar terminal tipe A dan UPPKB yang sudah diserah terimakan masing-masing sebanyak 15 terminal dan 20 UPPKB. “Selain itu, terdapat 10 proyek jalan tol dalam Proyek Strategis Nasional yang akan memiliki peran penting dalam mengurai kemacetan terutama dalam arus mudik di Provinsi Jawa Timur,” sebut Jojo.

Pada sektor transportasi udara, Kementerian Perhubungan menyusun program pengembangan bandara yaitu Bandara Internasional Juanda yang terletak di Kabupaten Sidoarjo dengan fasilitas terminal kapasitas penumpang Internasional 3 Juta penumpang dan Domestik 9,5 Juta penumpang, Runway Utara 3000 m x 45 m dapat dilandasi Pesawat B737 dan akan dikembangkan dengan rencana membangun landasan pacu (runway) kedua dan Terminal 3 yang akan dimulai tahun 2019 oleh PT. Angkasa Pura I (Persero).

Bandara lainnya yang merupakan Bandara Komersial juga terus dikembangkan di wilayah Jawa Timur antara lain Bandara Blimbingsari Banyuwangi dengan fasilitas Luas Area Terminal 240 m2 untuk kapasitas 144 pnp, runway 2.250 x 30 m2 dapat dilandasi pesawat ATR 72. Bandara lain yang turut dikembangkan adalah Bandara Abdul Rachman Saleh Malang rencana perpanjangan Landas Pacu dari 2.250 M Menjadi 2.500 M.

“Khusus untuk Bandara Abdul Rachman Saleh memang akan terus kita kembangkan termasuk dari sisi panjang runway, fasilitas terminal dan frekuensi penerbangan. Serta ada usulan dari Pemerintah Jawa Timur untuk membuka rute Malang-Singapura guna peningkatan pariwisata di Kota Malang,” urai Jojo.

Pengembangan SDM Transportasi yang Handal

Pembangunan infrastruktur yang mumpuni tidak akan mendapatkan outcome seperti diharapkan tanpa adanya SDM yang berkompeten. Oleh karena itu Kementerian Perhubungan melalui BPSDMP mempunyai program-program Pendidikan dan Pelatihan atau vokasi di bidang transportasi, yang diselenggarakan oleh 26 lembaga diklat yang tersebar dari Aceh sampai Jayapura. Di Jawa Timur sendiri ada 4 lembaga diklat, yaitu Politeknik Pelayaran (Poltekpel) Surabaya, Politeknik Penerbangan (Poltekbang) Surabaya, Akademi Perkeretaapian Indonesia (API) Madiun, dan Balai Pendidikan dan Pelatihan Penerbang Banyuwangi. Lembaga-lembaga diklat inilah yang memproduksi SDM transportasi tersebut melalui program diklat vokasi, ditambah dengan lembaga pendidikan bidang trasportasi swasta lainnya. Demikian yang disampaikan oleh Kepala BPSDM Perhubungan Djoko Sasono.

Ditambahkan Djoko untuk peningkatan kualitas SDM, Kemenhub memiliki program Diklat Pemberdayaan Masyarakat, di mana program ini memberikan diklat kepada masyarakat, sehingga mereka mempunyai kompetensi bidang transportasi. Diklat-diklat tersebut antara lain seperti Diklat Aviation Security (AVSEC) dan Marshalling untuk transportasi udara, Diklat Basic Safety Training (BST), Advance Fire Fighting (AFF) dan Security Awareness Training (SAT) untuk transportasi laut, Pembantu Penguji Kendaraan Bermotor, serta diklat bidang perkeretaapian, dan ini tanpa dipungut biaya.

“Sasaran program Diklat Pemberdayaan Masyarakat ini adalah masyarakat di seluruh wilayah Indonesia. Dalam pelaksanaanya kami bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, Universitas/Perguruan Tinggi setempat serta bekerjasama dengan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) untuk pemanfaatan fasilitas praktik yang ada. Sedangkan untuk penyerapan hasil diklat dilakukan kerjasama dengan Operator Prasarana dan Sarana Transportasi,” jelas Djoko.

Selanjutnya untuk di Jawa Timur, Djoko berharap masyarakat Jawa Timur agar memanfaatkan kesempatan-kesempatan diklat tersebut agar infrastruktur transportasi yang dibangun dan dikembangkan di Jawa Timur dapat diisi oleh SDM yang juga berasal dari Jawa Timur. “Sehingga masyarakat Jawa Timur tidak hanya menikmati hasil konektivitas jaringan transportasi, akan tetapi juga ikut andil dan berkarir dalam dunia transportasi tersebut,” tutup Djoko.

Dialog Sinergi Membangun Bangsa yang berlangsung di Malang Jawa Timur kali ini dihadiri lebih dari 500 mahasiswa yang berasal dari lima perguruan tinggi di kota Malang. Turut hadir dalam acara ini Wakil Rektor I Universitas Brawijaya Malang Kusmartono dan Asisten Perekonomian Pemerintah Kota Malang Diah Ayu Kusumadewi. (HH/TH/AL/BI)

**

Malang, 24 November 2017

KEPALA BIRO KOMUNIKASI DAN INFORMASI PUBLIK

BAITUL IHWAN