(Jakarta, 07/01/10) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dan Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKUPPU) Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementrian Perhubungan mengirimkan investigatornya untuk menyelidiki penyebab insiden pecahnya ban pesawat Sriwijaya saat transit di Bandara Hasanuddin, Makassar, Kamis (7/1).
 
Ketua KNKT Tatang Kurniadi, Kamis malam, menyampaikan bahwa peristiwa yang terjadi sekitar pukul 14.33 Wita tersebut masuk dalam kategori insiden. Alasannya, selain tidak ada korban, peristiwa ini juga tidak menimbulkan kerusakan fatal yang dialami bagian vital pesawat bernomor penerbangan SDW-594 tujuan Surabaya-Kendari, Sulteng, tersebut. ”Ini kategori insiden biasa. Seluruh penumpang selamat dan kerusakan yang terjadi tidak mengubah struktur pesawat,” jelasnya saat dihubungi.
 
Kendati hanya masuk dalam kategori insiden, Tatang menambahkan, pihaknya tetap melakukan penyelidikan terhadap insiden tersebut dengan mengirimkan investigatornya yang bernama Markus Totok. Sementara DKUPPU mengutus Capt. Daniel.
 
Disebutkan Tatang, tujuan dari investigasi ini adalah untuk menemukan penyebab kecelakaan, serta dapat mengeluarkan rekomendasi agar kejadian serupa tidak terulang kembali di masa mendatang. Untuk melengkapi penyelidikan, investigator akan membawa sejumlah komponen pesawat untuk diteliti di laboratorium KNKT di Jakarta.
 
Diketahui, ban pesawat Sriwijaya yang terbang dari Bandara Juanda, Surabaya itu pecah saat melakukan pendaratan di bandara yang basah karena guyuran hujan lebat. Diduga, ban pesawat berjenis Boeing 737-200 yang mengangkut 118 penumpang itu pecah karena proses pengereman yang keras. Pesawat tersebut kini sudah dievakuasi ke Lanud TNI AU. Sementara seluruh penumpang transit diinapkan pihak maskapai di hotel terdekat untuk diterbangkan kembali menuju Kendari pada hari Jumat (8/1). (DIP)