(Jakarta, 29/12/2011) 99 rekomendasi dihasilkan KNKT atas seluruh investigasi yang dilakukan selama tahun 2011. Dari 99 rekomendasi yang digelontorkan, transportasi udara mendapatkan 60 rekomendasi, jalan 17 rekomendasi, laut sebanyak 12, dan kereta api sebanyak 10 rekomendasi.“Rekomendasi disampaikan kepada pihak terkait dan wajib untuk dilaksanakan,” tegas Ketua KNKT Tatang Kurniadi pada acara Jumpa Pers KNKT di Ruang Nanggala Kementerian Perhubungan Jakarta, Kamis (29/12).

Tatang mengatakan moda transportasi kereta api mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya yakni 0,02 sementara di 2010 mencapai 2,205. Selanjutnya, kecelakaan angkutan laut sebesar 0,21 kemudian angkutan udara yaitu 4,22.

Tatang mengemukakan, selama 2011, KNKT berhasil melakukan 46 kali investigasi atas seluruh kecelakaan yang terjadi yakni udara sebanyak 32 kali, jalan 7 kali, moda laut 6 kali, dan moda kereta api sebanyak 1 kali. Dari hasil investigasi yang dilaksanakan, ditambahkan Tatang, data yang berhasil dihimpun dari seluruh kecelakaan moda transportasi, sebanyak 247 korban meninggal yang terdiri dari 86 dari kecelakaan moda laut, 85 jalan, 71 jiwa kecelakaan udara, dan satu orang dari kecelakaan kereta api. Sementara untuk korban luka, sebanyak 420 orang.

Dari hasil investigasi seluruh kecelakaan yang terjadi sepanjang 2011, menurut Tatang, factor manusia (human factor) masih memegang kontribusi yang terbesar sebagai penyebab terjadinya kecelakaan transportasi. Prosentasenya mencapai 62,5% yang terbagi dari 37,5% kecelakaan jalan, 12,5% laut, dan 12,5% udara.Selanjutnya faktor teknis ikut memberikan kontribusi pada kejadian kecelakaan yakni mencapai 37,5% (laut 25%, jalan 6,25%, dan kereta api 6,25%) kemudian faktor eksternal/environment  seperti cuaca atau kondisi lingkungan di lokasi kecelakaan.

Untuk meningkatkan kualitas investigator, menurut  Tatang, KNKT melakukan berbagai pelatihan baik di dalam negeri maupun luar negeri. KNKT juga melaksanakan sosialisasi dan penyuluhan terhadap instansi-instansi terkait yang berhubungan dengan keselamatan transportasi. “Untuk anggarannya tidak bisa dipastikan, karena untuk investigasi harus menunggu adanya kecelakaan, untuk itu kami kerap menggunakan dana talangan. Di 2011 ini, dana yang diserap sebesar Rp.38 miliar,” pungkas Tatang. (CHAN)