(Jakarta, 19/4/2010) Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menurunkan tim untuk menyelidiki peristiwa kecelakaan yang dialami pesawat latih milik Sekolah Tinggi Penerbangan Indonesia (STPI) di Bandara Budiarto, Curung, Tangerang, Banten, Senin (19/4).
 
”Tim yang dikirimkan ke lokasi kejadian dipimpin oleh Kapt. Toos Santoso,” jelas Juru Bicara KNKT JA Barata. Dia mengatakan, penyelidikan terhadap kecelakaan itu perlu dilakukan. Bagi KNKT sendiri, tegasnya, penyelidikan tidak dilakukan dengan tujuan untuk mencari siapa yang salah.
 
Tetapi, tegasnya, keterlibatan KNKT hanya untuk menyelidiki penyebab kecelakaan dengan menghimpun data sebanyak-banyaknya di lapangan. Selanjutnya data tersebut akan digunakan sebagai dasar untuk membuat analisis dan kesimpulannya yang berujung pada pembuatan rekomendasi yang wajib di jalankan oleh instansi terkait agar peristiwa serupa tidak terulang lagi di kemudian hari.
 
Kepala STPI Curug Darwis Amini, sangat menyesalkan keberadaan pihak-pihak tak berkepentingan di lokasi yang seharusnya sangat steril dari jangkauan masyarakat umum tersebut. Terlebih, siswanya beserta instruktur pesawat ikut menjadi korban. ”Sampai saat ini mereka masih dalam kondisi kritis di RS Siloam Karawaci,” jelasnya.
 
Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan Bambang S Ervan mengatakan, masyarakat kerap menjadikan landasan pacu sebagai jalan pintas antarkampung. Keterbatasan personel keamanan menjadi salah satu celah yang dimanfaatkan masyarakat untuk menyeberang.
 
”Pemagaran sudah berulangkali dilakukan karena sering dijebol warga untuk menyeberang. Sementara pihak bandara tidak bisa mengawasi secara ketat 24 jam karena keterbatasan personel,” pungkasnya. (DIP)