Terminal Ir. Soekarno di Klaten menerima penghargaan sebagai Terminal Penumpang Tipe A terbaik se-Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Jateng DIY). Penghargaan ini diserahkan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam acara Pekan Nasional Keselamatan Jalan Tahun 2018 pada Agustus lalu di Semarang.

Dengan kelengkapan fasilitas yang ada, terminal ini juga terpilih menjadi perwakilan terminal se-Jateng DIY untuk proyek percontohan rekayasa sosial dengan total 16 terminal se-Indonesia. Hal ini merupakan tindak lanjut dari pengelolaan Terminal Penumpang Tipe A yang sejak tahun 2017 lalu menjadi tanggung jawab pemerintah pusat.

Berdasarkan hal tersebut, perubahan positif baik dalam hal pengelolaan terminal maupun peningkatan pelayanan pun harus dilakukan. Seluruh Terminal Penumpang Tipe A di Indonesia diminta untuk konsisten melaksanakan aturan yang ada secara berkesinambungan, terutama di 16 lokasi terminal percontohan tersebut.

Terminal yang terletak di Klaten Tengah ini merupakan relokasi dari terminal yang ada di Jonggrangan Klaten Utara. Hal ini sekaligus meningkatkan tipe terminal dari tipe b menjadi tipe a. Pembangunan terminal di Klaten Tengah ini sudah direncanakan sejak tahun 2008. Sejak saat itu studi kelayakan relokasi terminal penumpang mulai disusun.

Pembangunan Terminal Ir. Soekarno dimulai tahun 2012 dengan pematangan lahan dari anggaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Klaten. Untuk pembangunan konstruksi dimulai tahun 2013 sampai dengan 2015 dari anggaran APBD Kabupaten Klaten, sedangkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) mulai dialokasikan pada 2014 sampai dengan sekarang.

Terminal Rasa Bandara

Memasuki terminal yang berdiri di atas lahan seluas 32.760 m2ini serasa berada dalam bandara. Petunjuk arah dan zonasi sudah jelas tersedia sehingga semakin memudahkan penumpang. Berbagai fasilitas juga telah disediakan untuk menjaga kenyamanan bagi masyarakat. “Fasilitas di sini sudah cenderung lengkap, pelayanan pada masyarakat juga kami lakukan selama 24 jam,” ujar Koordinator Terminal Tipe A Ir.Soekarno, Marjono.

Untuk menjaga kenyamanan penumpang, terminal ini telah dilengkapi dengan area merokok, ruang tunggu, ruang laktasi dan mushola. Meskipun hanya memiliki 12 tenaga kebersihan, terminal ini selalu terjaga kebersihannya karena dibersihkan setiap pagi dan sore. Petugas juga selalu melakukan patroli rutin, di antaranya agar tidak ada yang merokok di sembarang tempat sehingga kenyamanan penumpang tetap terjaga.

Bukan hanya fasilitas bagi penumpang, terminal ini juga menyediakan fasilitas untuk supir bus seperti bengkel dan tempat istirahat supir. Tempat istirahat yang bersih dan nyaman tersedia di sini dengan kapasitas mencapai delapan orang. Ruangan ini dilengkapi dengan kasur lipat, televisi, dapur dan mushola. Bagian atas tempat ini terbuat dari kaca sehingga tidak perlu menggunakan lampu di siang hari demi meminimalisasi penggunaan listrik untuk penerangan. Sedangkan bengkel di terminal ini dapat menampung hingga lima bus.

Selain itu, terminal ini juga dilengkapi fasilitas yang ramah untuk penyandang disabilitas. Di antara fasilitas tersebut adalah toilet khusus disabilitas, guiding block, ramp difable dan dua kursi roda yang dapat digunakan oleh penumpang di area terminal. “Terminal ini ramah untuk penyandang disabilitas, salah satunya kami menyediakan dua kursi roda yang bisa digunakan oleh penumpang dibantu oleh petugas,” ujar Marjono.

Apabila penumpang maupun stakeholder lainnya menemukan ketidaknyamanan di terminal ini, dapat menyampaikan keluhannya pada kotak saran yang disediakan di ruang tunggu penumpang. Pada bulan Juli kemarin misalnya, penumpang mengeluhkan sedikitnya tempat sampah yang disediakan juga tidak adanya automatic teller machine (ATM). Hal inipun langsung ditindaklanjuti oleh pihak terminal.

“Pengadaan tempat sampah sudah kami penuhi, namun untuk pengadaan ATM masih kami ajukan ke pihak bank,” tutur Marjono.

Pada Juli lalu, terminal ini juga sudah melakukan survei kepuasan penumpang. Objek yang dinilai adalah kepuasan penumpang terhadap fasilitas terminal seperti parkir, ruang tunggu dan fasilitas disabilitas. Respon yang diberikan penumpang cenderung positif dan respon kepuasan tertinggi diberikan pada luas ruang tunggu.

Terdapat sejumlah 42 perusahaan otobus (PO) antar kota antar provinsi yang berangkat dari terminal ini yang melayani penumpang ke berbagai tujuan seperti Jabodetabek, Malang, Denpasar hingga Jambi. Dari sekitar 136 keberangkatan bus setiap harinya, sebagian besar penumpang dengan tujuan Jakarta.

Beberapa PO juga sudah menerapkan penjualan tiket secara online. Bagi masyarakat yang belum bisa membeli tiket secara online, agen bus tetap menyediakan pembelian tiket langsung di terminal. Antriannya pun tetap diatur oleh petugas agar tetap tertib dan teratur.

Sebelum berangkat dari terminal ini, selalu dilakukan ramp check pada armada bus sehingga keselamatan penumpang tetap terjamin. “Kami selalu lakukan ramp check setiap hari,” ujar Marjono.

Demi mewujudkan integrasi antarmoda, saat ini juga sudah mulai dibangun sky bridge menuju Stasiun Klaten. Dengan adanya sky bridge tersebut nantinya diharapkan jumlah penumpang semakin meningkat dan tentunya mempermudah penumpang untuk sampai ke tujuan. Sky bridge tersebut ditargetkan akan mulai beroperasi pada tahun 2019.