BALI – Dalam rangka menarik kedatangan turis mancanegara ke Tanjung Benoa Bali, Menhub minta daya saing ditingkatkan dengan cara memperbaiki infrastruktur. Hal ini disampaikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menghadiri acara penyambutan kapal Cruise Pacific Eden yang pertama kalinya bersandar di Pelabuhan Benoa, Bali pada Kamis (13/4).

Selama ini kapal pesiar yang datang ke pelabuhan Benoa berlabuh di ambang pintu masuk Pelabuhan. Dengan bersandarnya kapal pesiar di dermaga pelabuhan Benoa menambah kenyamanan wisatawan asing yang berkunjung ke Bali.

Dalam kesempatan tersebut, Menhub juga menjelaskan ada keinginan dari perusahaan P&O (dulu konstituen dari Peninsular and Oriental Steam Navigation Company) untuk menjadikan Pelabuhan Benoa sebagai hub namun dengan meminta beberapa persyaratan kepada Indonesia.

“Dengan kita tahu apa yang mereka (P&O) inginkan, kita tahu apa yang harus kita lakukan. Supaya pada saat nanti dilaksanakan, fasilitas pelabuhan yang kita sediakan sejalan dengan apa yang diinginkan mereka,” jelas Menhub.

Menhub juga menjelaskan potensi yang dimiliki oleh Tanjung Benoa beserta permasalahan yang dihadapi. "Tanjung Benoa ini memiliki potensi yang luar biasa untuk menarik kedatangan turis mancanegara. Masalah klasik adalah infrastruktur yang belum siap. Mana mungkin mereka mau datang ke sini kalau biayanya mahal, kurang bagus dan belum ada fasilitas,” jelas Menhub.

Lebih lanjut, Menhub menjelaskan 3 (tiga) poin yang harus diperhatikan dalam membangun infrastruktur, antara lain mudah, murah dan melayani.

“Pertama, mudah, kita merencanakan besaran-besaran pelabuhan, jalur dan rute, itu kita benerin. Kedua, murah, kita minta kepada port management, Pelindo 1, 2, 3, 4, melakukan suatu revisi terhadap biaya yang dikenakan. Ketiga, melayani, kita harus welcome sama mereka,” jelas Menhub.

Menhub juga meminta skala ekonomi dan harga harus dibahas secara cerdas, agar harga yang diberikan bisa kompetitif dan traffic pun akan meningkat.

“Kita lihat skala ekonomi, kita bilang setahun cuma 2 (dua) kali, jadi harganya mahal. Nah, bagaimana kita ciptakan harga agar yang datang 100 kali setahun, pada akhirnya kita akan mencapai pendapatan yang sama. Bali bagus, tapi kalau mahal? Orang males juga ke sini. Oleh karenanya kita akan evaluasi, harganya harus lebih murah dari yang lain,” jelas Menhub.

Menhub memperkirakan pembangunan Pelabuhan Tanjung Benoa akan selesai dalam waktu 18 bulan. “Setelah RAB (Rencana Anggaran Biaya)-nya selesai, saya pikir 18 bulan kita bisa selesaikan pengembangan pelabuhan ini,” ujar Menhub optimis.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama Menteri Koordinasi Bidang Maritim Luhut Pandjaitan turut menghimbau masyarakat Bali untuk sama-sama menyelesaikan permasalahan sampah yang dapat mengganggu keindahan, kebersihan dan kesehatan.

“Sampah bukan hanya soal kebersihan, tapi juga kesehatan. Dari data yang kita dapat, ikan-ikan kita sudah mulai makan plastik, nah kalau ikan itu dimakan oleh ibu hamil, itu bisa menimbulkan kecacatan pada anaknya cacat. Kalau kita tidak mau anak-anak kita cacat, mari kita sama-sama selesaikan masalah sampah ini,” tutup Luhut.

Hadir dalam acara penyambutan tersebut selain Menteri Koordinasi Bidang Maritim Luhut Pandjaitan dan Menhub adalah Menteri Pariwisata Arief Yahya dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika. Para pejabat tersebut langsung ditemui oleh Mr. Sture Myrmell, President of Carnival Australia of Carnival Corporation dan Mr. Mike Drake, Director P&O Australia Carnival Group.

Sebagai informasi, pada hari ini (13/4), pelabuhan Tanjung Benoa untuk pertama kalinya disandari kapal Cruise Pacific Eden yang mengangkut 1.500 penumpang dan 60 awak kapal dari Darwin, Australia. Pacific Eden merupakan salah satu kapal pesiar dari P&O yang merupakan bagian dari Carnival Corporation & PLC. Carnival mengkoordinasikan beberapa perusahaan kapal pesiar, antara lain AIDA, Carnival, Cunard, Holland America Line, Fathorn, P&O Cruises, P&O, Princess Cruises and SeaBourn. (CRA/TH/BS/JAB)