JAKARTA – Pemerintah meresmikan transportasi terpadu yang terpusat di Stasiun Tanah Abang dan Stasiun Sudirman Jakarta, Rabu (17/6). Peresmian ini dihadiri Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, stasiun terpadu yang dikelola oleh perusahaan patungan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT MRT Jakarta yakni PT Moda Integrasi Transportasi Jabodetabek (PT MITJ) bisa menjadi contoh bagi kota lainnya di tanah air.

“Saya dorong Surabaya dan Medan menjadikan ini contoh,” kata Menhub saat menghadiri peresmian stasiun terpadu di Stasiun Tanah Abang, Jakarta.

Selain di dua kota tersebut, Pemerintah berencana membangun Stasiun Terpadu lainnya, seperti di Padang, Palembang, Solo, Yogyakarta, dan kota besar lainnya. Konsepnya seperti yang telah dilakukan DKI Jakarta dengan menata empat stasiun yakni Tanah Abang, Pasar Senen, Juanda, dan Sudirman.

Menhub Budi Karya Sumadi melanjutkan, konsep Stasiun Terpadu harus dilakukan bersama sehingga masyarakat dapat mengakses layanan transportasi dengan mudah. Ia menambahkan, dengan terbangunnya Stasiun Terpadu di Tanah Abang ini, maka dapat menjadi template untuk menjadi contoh di kota-kota lainnya.

"Peresmian ini menjadi suatu cerminan konektivitas antar moda dilakukan dengan baik. Padahal sebelumnya, kita melihat belum dilakukan dengan maksimal. Tanah Abang ini tersulit oleh karenanya tepuk tangan buat semua. Kami selaku regulator dari Perhubungan memang selalu mengharapkan konsep ini terjadi dengan baik," kata Budi Karya di Jakarta, Rabu (17/6).

Stasiun Terpadu dibangun dengan konsep transit oriented development (TOD). Hal ini kata Menhub, akan memberikan nilai lebih bagi sebuah kota. Stasiun bisa menjadi titik simpul yang terintegrasi dengan penggunaan angkutan masal seperti, bus rapid transit (BRT), moda raya terpadu (MRT), lintas rel terpadu (LRT).

Pada kesempatan itu, Menhub mengapresiasikan kerjasama Kementerian BUMN, BUMD dan swasta dalam membangun konektivitas ini agar lebih kompetitif. Hal ini sebagaimana instruksi dari Presiden Joko Widodo.

Dia melanjutkan, selaku regulator, pihaknya mendukung pemangku kepentingan terkait untuk secara aktif dan konsisten menjalankan konsep tersebut termasuk kendala permasalahan aset untuk dapat diselesaikan.

“Penumpang yang membutuhkan angkutan masal dari (bandara) Soekarno Hatta ke Tanah Abang bisa melanjutkan ke tujuan dengan moda lain. Yang dilaksanakan ini menjadi contoh bagi kota lain. Kami mendorong Surabaya, Medan, dan lainnya sebagai contoh selanjutnya,” katanya.

Menhub menambahkan, nantinya terdapat LRT setelah MRT beroperasi di Jakarta. Sebagai angkutan umum, MRT memiliki reputasi baik, sehingga pengintegrasian dan implementasi TOD pasti dapat memberikan nilai tambah.

KAI Mendukung Penuh

PT KAI mendukung penuh proyek penataan stasiun inisejak pertama kali dicanangkan, karena akanmeningkatkan pelayanan kepada para penumpang kereta api dan memberikan nilai tambah bagi kawasan stasiun yang dikelola oleh PT KAI.

“Penataan ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada para pengguna kereta api saat akan menuju dan tiba di stasiun. Karena setelah ditata, akses menuju stasiun lebih teratur dan dilengkapi integrasi antar moda yang baik,” ujar Direktur Utama PT KAI Didiek Hartantyo.

Didiek menjelaskan sebelum pandemi Covid-19, rata-rata volume penumpang di Stasiun Tanah Abang adalah 40 ribu penumpang per hari, Sudirman 25 ribu penumpang per hari, Pasar Senen 15 ribu penumpang per hari, dan Stasiun Juanda 14 ribu penumpang per hari.

“Kami yakin, adanya integrasi antarmoda yang terkoneksi dengan baik, akan meningkatkan volume penumpang di tiap stasiun. Sehingga makin banyak masyarakat yang beralih dari kendaraaan pribadi ke moda transportasi kereta api yang aman, nyaman, dan terjangkau,” ujar Didiek

Melalui penataan stasiun, kini tersedia akses bagi pejalan kaki yang nyaman untuk menuju ke stasiun. Seperti adanya plaza, jalur pedestrian yang lebar, dan dilengkapi kanopi.

Kemudian, layanan transportasi lanjutan seperti bus, angkot, bajaj, dan ojek juga sudah disiapkan areanya masing-masing dengan teratur. Penumpang yang baru turun dari kereta api di stasiun juga tidak akan kebingungan untuk mencari lokasinya, karena sudah tersedia rambu pengarah di dalam dan luar stasiun yang cukup jelas.

“Dengan adanya penataan ini aspek keselamatan, keamanan, dan kenyamanan penumpang semakin meningkat,” ujar Didiek.

Bukti Indonesia Bisa

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengapresiasi kerja keras dan kerja sama antara Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Pemprov DKI Jakarta dan pihak swasta. Selama ini integrasi moda hanya sebatas obsesi akhirnya bisa terwujud secara bertahap.

Keberadaan Stasiun Terpadu ini juga menunjukkan telah terbangunnya ekosistem yang sehat antara BUMN, BUMD, dan pihak swasta dalam memberikan layanan transportasi terintegrasi bagi masyarakat.

Erick mengatakan, peresmian integrasi 4 Stasiun Terpadu ini merupakan bukti bahwa Indonesia bisa dan bukan sekadar bangsa wacana. Stasiun yang diresmikan itu adalah Stasiun Tanah Abang, Stasiun Juanda, Stasiun Pasar Senen, dan Stasiun Sudirman.

Selain itu, integrasi moda yang baik akan membantu masyarakat tetap produktif di tengah pandemi yang membuat mereka harus ekstra hati-hati dalam menjaga kesehatan diri sendiri.

Selain mengintegrasikan tiap moda transportasi, kawasan di masing-masing stasiun tersebut juga ditata secara terpadu, mulai dari area naik dan turunnya ojek online, ojek pangkalan, bus kecil seperti Jak Lingko, mikrotrans, bus reguler, hingga halte TransJakarta.

Stasiun Terpadu juga telah melakukan penataan dan sarana prasarana, misalnya, membenahi selasar dan fasilitas pejalan kaki, lay bay bus TransJakarta, penyediaan rambu pengarah hingga penataan pedagang kaki lima.

Rencananya PT MITJ bakal mengelola 72 stasiun terintegrasi di Jabodetabek, serta mengembangkan sistem kartu perjalanan yang menghubungan KRL, MRT, LRT, dan TransJakarta.

Penumpang Terbantu

Wahyu salah satu penumpang KRL mengaku senang dengan keberadaan Stasiun Terpadu. Ia mengatakan, keberadaan stasiun ini akan memudahkannya saat akan pergi menuju ke kantornya. Pegawai swasta ini mengaku tak perlu repot saat akan melanjutkan perjalanan dari Stasiun Tanah Abang menuju kantornya di kawasan Kemayoran.

Sebelum ada Stasiun Terpadu, Wahyu harus berjalan kaki sejauh 300 meter menuju ojek daring yang dipesannya. Namun dengan adanya Stasiun Terpadu ini, ia lebih mudah untuk mencari transportasi umum karena keberadaannya masih dalam satu kawasan. Selain nyaman, para penumpang akan merasa aman dengan keberadaan Stasiun Terpadu ini.

Komitmen Gojek

Co-CEO Gojek Group, Kevin Aluwi mengatakan akan terus berkomitmen mendukung upaya Pemerintah menyediakan fasilitas transportasi terintegrasi yang tetap mengutamakan keamanan. Apalagi, berdasarkan data internal, satu dari dua pengguna aplikasi Gojek sudah pernah menggunakan layanan Gojek untuk menjangkau transportasi umum.

Kehadiran fitur GoRide Instan, pelanggan bisa mendapatkan layanan GoRide langsung saat memesan karena terhubung dengan mitra driver melalui kode khusus. Kehadiran layanan GoRide Instan terbukti mengurai kemacetan di titik-titik jemput yang ramai di sekitar stasiun.

Berdasarkan data internal Gojek, GoRide Instan yang beroperasi di banyak pusat transportasi masal mengurangi waktu tunggu pengguna hingga 40% saat memesan layanan Gojek.

Layanan ini juga berintegrasi dengan empat stasiun terpadu di DKI Jakarta untuk memberikan kemudahan dalam memakai transportasi umum. Hal ini bagian dari kolaborasi strategis dan jangka panjang super-app bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Kementerian BUMN dan Kementerian Perhubungan.

Gojek juga memperhatikan aspek kesehatan di titik jemput GoRide Instan. Di titik ini, terdapat pengukuran suhu tubuh bagi pelanggan dan mitra driver; pengelolaan antrian dengan prinsip physical distancing; penyediaan hand sanitizer dan hairnet; serta distribusi masker gratis untuk pengguna yang belum membawanya. (ROB/AS/HG/CH)