BIMA - Pelabuhan Bima diminta harus lebih produktif setelah dikerjasamakan dengan PT. Pelindo III (Persero). Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi usai menyaksikan penandatanganan kesepakatan bersama antara Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Bima dengan PT. Pelabuhan Indonesia III (Persero) Tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara, yang dilaksanakan sebelum acara Dialog Kerja Bersama Membangun Bangsa di Kampus STKIP Taman Siswa, Bima, pada Minggu (10/9).

"PT. Pelindo III sebagai salah satu perusahaan pelabuhan besar di Indonesia akan menjadikan ini sebagai suatu pilot project di wilayah Indonesia timur dan agar bukan saja pelabuhannya yang maju tapi tentu harapannya ke depan juga dapat membuat ekonomi masyarakat Bima menjadi lebih maju dan bertumbuh," pinta Menhub.

Menhub menambahkan bahwa Bima mempunyai alam yang subur dan masyarakatnya bersemangat. "Oleh karenanya, saya ditugaskan oleh bapak Presiden untuk menyampaikan dan memotivasi masyarakat dan mahasiswa agar tumbuh optimisme dan bekerjasama dengan pemerintah untuk meningkatkan ekonomi di sini," urai Menhub.

Menhub menyampaikan bahwa hari ini telah mengunjungi 4 lokasi, yaitu Kupang, Rote, Waingapu dan terakhir ini di Bima. "Semuanya saya lihat masing-masing daerah punya keunggulan komparatif. Salah satunya keunggulan Bima adalah lahan subur dan masyarakatnya bersemangat. Sehingga semuanya jika dirangkai dapat membuat suatu keberhasilan pembangunan indonesia," tambah Menhub.

Menhub menjelaskan bahwa ada suatu target untuk Indonesia timur, yang pertama adalah untuk menghilangkan disparitas.

"Setelah hilang disparitas ada konsep trade follow the ship, kapal-nya kita bikin dan ekonomi tumbuh, nah kalau di sini semua di Kabupaten di timur ini tumbuh, yang tadinya dia itu minus atau ada lebih sedikit maka akan menjadi kekuatan ekonomi baru, karena Indonesia Timur ini luas. Oleh karenanya kita galakkan agar tidak ada perbedaan antara Timur dan Barat," tutup Menhub.

Sementara itu, Kepala KSOP Kelas IV Bima Muhammad Junaidin saat ditemui pada kesempatan yang sama, mengatakan bahwa Kota Bima di Pulau Sumbawa merupakan salah satu pulau yang memiliki kekayaan komoditas pertanian dan peternakan yang melimpah. Contohnya, sapi dan bawang merah.

Menurut Junaidin, untuk komoditas bawang merah diangkut setiap Selasa dan Kamis. Komoditas ini dikirim untuk pasokan ke Jawa, Kalimantan, Sulawesi hingga ke Papua. Komoditas ini akan mencapai produktivitas puncak saat musim kemarau.

Tantangan angkutan laut untuk bawang merah ini besar. Penanganannya harus khusus sebab bawang merah mudah busuk. Untuk itu, saat ini dibutuhkan Kontainer khusus untuk mengangkut bawang ini. Jika sudah menggunakan kontainer, maka pengirimannya bisa masuk tol laut.

"Bawang merah sekali kirim bisa 400 ton, atau seminggu 800 ton. Kalau ada kontainer khusus kapasitas 20 ton. Kalau ada pendingin, bawang tidak cepat busuk," tambah Junaidin.

Sementara untuk sapi, menurut Junaidin, setiap bulan terkirim 1.500 ekor sapi. Pengiriman paling banyak ke Surabaya, serta ke Kalimantan dan Sulawesi. Pengiriman hewan ini paling banyak pakai kapal pinisi dari kayu. Karena permukaan kapal pinisi ini tidak rata dan bongkar muatnya membuat sapi tidak nyaman, Junaidin menginginkan adanya kapal ternak yang singgah di Pelabuhan Bima.

"Saat ini baru 1 kapal ternak yang dioperasikan Pelni yang mengangkut sapi dari Kupang. Jika dari Kupang sudah penuh, maka peternak Bima tidak kebagian tempat," terang Junaidin.

Harapannya ada jadwal tetap angkutan hewan, jadi akan sering keluar angkutan ternaknya. Setidaknya 70 persen sapi terangkut karena masih ada kapal tradisional, agar bisnis mereka tidak mati.

"Bima agar diberikan satu atau dua kapal ternak dari lima kapal yang dipesan Kemenhub tahun ini. Satu kapal bisa memuat kurang lebih 500 ternak," tutupnya.

Sebagai informasi, fasilitas pelabuhan yang dikerjasamakan di Pelabuhan Bima antara lain adalah tanah lapangan penimbunan seluas 27.000 M2. Dermaga seluas 2.750 M2 dan 1.300 M2, bangunan gudang tertutup seluas 800 M2, dan Gedung Pos Jaga Permanen seluas 42 M2.

Pelabuhan Bima merupakan pelabuhan laut utama di wilayah pengembangan Pulau Sumbawa Bagian Timur sebagai Pelabuhan Feeder. Pelabuhan yang dalam pengelolaannya dilakukan oleh Kantor Kesyahbandaran dan Otorita Pelabuhan dan Pelindo III ini, merupakan pelabuhan Pengumpul yang memiliki Panjang Alur : 3,9 Mil Laut, Lebar Alur : 1.500 M, Kedalaman Alur : 9-13 MLWS.

Pelabuhan laut Bima saat ini sudah disinggahi kapal-kapal besar seperti KM AWU, KM Tatamelau, KM Kelimutu, Kapal Ferry Cepat Barito dan Kapal Ferry Cepat Serayu serta kapal-kapal perintis. Di samping itu juga menjadi pusat bongkar muat barang ekspedisi dan pelayaran.

Turut hadir dalam acara penandatanganan kesepakatan bersama ini adalah Bupati Bima Hj Indah Damayanti Putri, Plt Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub Bay M. Hasani, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Agus Santoso, Direktur Utama PT. Pelindo III I Gusti Ngurah Ashkara Danadiputra, General Manager PT Pelindo III Cabang Bima Maulana Arifin, Kepala KSOP Kelas IV Bima Muhammad Junaidin. (YP/TH/BS/HA)