(Jogjakarta, 30/08/09) Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal memastikan bahwa sarana moda angkutan kereta api yang akan digunakan pada masa lebaran mendatang dalam kondisi laik jalan. Kepastian tersebut disampaikan Menhub usai memantau sejumlah bengkel perawatan dan perbaikan kereta api milik PT Kereta Api (PTKA), di Jawa Timur dan Jawa Tengah, mulai Sabtu hingga Minggu (29-30/8).


Menurut Menhub, proses perawatan dan perbaikan lokomotif maupun gerbong kereta di bengkel-bengkel yang mempekerjakan teknisi yang memiliki penguasaan dan keahlian khusus di bidangnya tersebut, telah dilakukan sesuai dengan prosedur yang mengacu standar keamanan, keselamatan maupun kenyamanan.


”Kita sudah lihat bagaimana kereta dan lokomotif dirawat dan diperbaiki di bengkel-bengkel perawatan milik PT KA ini dengan baik. Semua proses perawatan dan perbaikan dilakukan secara berkala, sehingga ada jaminan bahwa kereta-kereta ini akan dapat dioperasikan secara optimal pada masa lebaran nanti,” jelas Menhub usai mengunjungi Balai Yasa Jogjakarta, Jateng, Minggu.


Menhub memaparkan, untuk merawat dan memperbaiki kereta yang dioperasikan, PT KA memiliki empat bengkel di empat lokasi berbeda. Setiap bengkel perawatan dan perbaikan tersebut memiliki spesifikasi khusus yang terkonsolidasi satu sama lain.


Balai Yasa Jogjakarta, misalnya, hanya dikhususkan untuk merawat dan memperbaiki lokomotif dan traksi. Sedangkan Balai Yasa Sidotopo di Surabaya, adalah bengkel khusus perawatan dan perbaikan gerbong. Kemudian selain itu adalah Balai Yasa Manggarai di Jakarta dengan spesialisasi pengerjaan roda, serta Dipo Depok yang khusus untuk merawat dan memperbaiki KRL.


Keempat bengkel ini menurut Menhub sudah terkonsolidasi dengan baik. Baik pengecekan, perawatan, maupun perbaikan dikerjakan sesuai keahlian sehingga fokus. ”Jadi, meskipun ada lokomotif tua yang masih dioperasikan, kondisinya dijamin masih laik karena perawatannya dilakukan secara rutin, teratur dan berkala. Spesifikasinya masih terjaga. Kalau pun ada diferensiasi, tidak besar, masih pada batasan toleransi. Misalnya, serapan BBM penurunannya tidak lebih dari 10 persen,” papar Menhub.


Dengan konsolidasi yang terjaga tersebut, Menhub menilai PT KA memiliki kompetensi yang cukup untuk menjaga kelanggengan bisnisnya ke depan. Meski, Menhub mengakui, investasi untuk memoderenisasi peralatan di bengkel-bengkel tersebut masih perlu dilakukan untuk memaksimalisasi kualitas pengerjaan dan menjaga performa.


”Investasi untuk modernisasi alat perlu dilakukan, agar siklus pengerjaan bisa dilakukan lebih cepat. Selain itu juga untuk menjaga presisi agar lebih pasti,” pungkas Menhub. (DIP)