JAKARTA - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan sustainable transport secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut disampaikan Menhub saat menghadiri The 1st Global Research On Sustainable Transport (Grost 2017), Rabu (22/11) di Jakarta.

“Sustainable transport secara tidak langsung dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi karena adanya efisiensi biaya, waktu dan konsumsi energi. Pemerintah terus menciptakan sistem transportasi umum yang ramah lingkungan dengan harapan dapat meminimalkan penggunaan kendaraan pribadi yang berdampak langsung pada pengurangan emisi, berarti lingkungan akan memberikan dampak yang panjang terhadap peningkatan kesehatan dan kehidupan,” ujar Menhub Budi.

Menhub juga menjabarkan Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelolaan Transportasi Jabodetabek memiliki proyek percontohan dengan sistem Transit Oriented Development (TOD) yaitu di Dukuh Atas dan Poris Plawad.

“Dukuh Atas Interchange Station Terintegrasi dengan lima mode transportasi seperti MRT, LRT, Commuterline Jabodetabek, Transjakarta, dan Kereta Bandara Soekarno – Hatta. Untuk Poris Plawad di kota Tangerang integrasi antara Terminal Poris Plawad, Commuterline Jabodetabek dan Stasiun Kereta Api Bandara Batu Ceper," jelas Menhub Budi.

Proyek percontohan ini diharapkan dapat mefasilitasi akses terhadap pergeseran angkutan umum, sehingga mendorong perpindahan kendaraan pribadi untuk menggunakan transportasi massal.

Di kesempatan yang sama Menhub mengatakan mewujudkan sustainable transport tidaklah mudah, pemerintah tetap membutuhkan bantuan dari berbagai pihak untuk mewujudkan hal tersebut.

“Mewujudkan sustainable transport tidaklah semudah itu, pemerintah bukan apa-apa tanpa bantuan dan partisipasi dari semua pihak untuk mendukung kebijakan pemerintah. sustainable transport akan dimungkinkan jika ada integrasi antara dukungan pemerintah dengan berbagai pihak dan masyarakat Indonesia,” tutup Menhub. (MM/TH/AL/BI)