Jakarta - Hari ini Senin (1/10) Pelabuhan Pantoloan telah kembali beroperasi pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami yang terjadi di kota Palu, Sulawesi Tengah dan sekitarnya terjadi pada Jumat sore (28/9). Pagi ini kapal-kapal pembawa bantuan kemanusiaan telah sandar di pelabuhan Pantoloan. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Jakarta, Senin (1/10).

Kapal pembawa bantuan yang pertama kali sandar di pelabuhan Pantoloan yaitu kapal negara (KN) Pasatimpo dari PLP Bitung. KN Pasatimpo telah berangkat dari PLP Bitung pada Jumat (29/9). Menyusul kemudian, KM Lambelu milik PT Pelni juga telah sandar di Pelabuhan Pantoloan. KM Lambelu telah berangkat dari Balikpapan pada Minggu (30/9).

Selain Bandara, keberadaan Pelabuhan Pantoloan sangat dibutuhkan saat ini sebagai tempat sementara untuk menampung kiriman bahan bantuan dari berbagai daerah, karena akses darat menuju kota Palu hampir semuanya terputus.

“Saya telah berkoordinasi dengan rekan-rekan di lapangan agar mengatur dengan baik proses sandar kapal dan pengangkutan bahan-bahan bantuan dari kapal dengan peralatan yang ada. Agar bahan bantuan tersebut dapat segera disalurkan kepada saudara-saudara kita yang terkena musibah,” jelas Menhub Budi Karya.

Selain kedua kapal tersebut, beberapa kapal juga telah dikerahkan untuk membawa bahan-bahan bantuan. Berdasarkan data Ditjen Perhubungan Laut, kapal-kapal pembawa bantuan yang diberangkatkan menuju kota Palu yaitu : kapal negara kenavigasian KN. Miang Besar milik Distrik Navigasi Samarinda menuju Palu yang telah berangkat pada Minggu (30/9), kapal patroli KPLP KN. Gandiwa dari Pangkalan PLP Bitung, dan Kapal Kenavigasian KN. Merak dari Distrik Navigasi Bitung. Kapal-kapal tersebut membawa ribuan bahan pokok dan ber ton-ton air bersih.

Masyarakat Diimbau Pindah Ke Pelabuhan Pantoloan

Sementara itu, menyikapi peristiwa yang terjadi siang ini, Senin (1/10) di Bandara Mutiara Sis Al Jufri, dimana masyarakat berebut untuk menaiki pesawat TNI, Menhub Budi Karya mengimbau kepada masyarakat agar tidak melakukan tindakan anarkis yang menyebabkan suasana semakin tidak kondusif.

Menhub Budi mengatakan telah berkoordinasi dengan jajarannya untuk memfasilitasi masyarakat yang ingin keluar dari kota Palu dengan menggunakan kapal melalui pelabuhan Pantoloan.

“Kepada saudara-saudara kita di Palu agar tidak perlu berebut dan memaksakan diri untuk naik ke pesawat TNI, yang dapat membahayakan keselamatan jika melebih kapasitas yang ditentukan. Kami imbau bagi saudara-saudara kita di Palu yang tidak bisa naik pesawat, bisa menggunakan kapal-kapal yang telah disiapkan di pelabuhan Pantoloan,” ujar Menhub Budi Karya.(RDL/RK/BI)