(Jakarta, 23/4/2014) Peran  teknologi sangat penting dalam upaya meningkatan keselamatan di moda transportasi perkeretaapian. Karena itu, penerapan teknologi perlu terus dikembangkan untuk mencegah terjadinya kecelakaan kereta api. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kementerian Perhubungan Elly A Sinaga mengungkapkan, ada beberapa lembaga penelitian dan pengembangan (Litbang)  di Indonesia seperti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Kementerian Riset dan Teknologi serta  Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT).

Lembaga Litbang tersebut telah melakukan banyak penelitian  dan menghasilkan  produk - produk teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk keselamatan di moda transportasi kereta api (KA)."Tapi sayang, hasil penelitian tersebut tidak dimanfaatkan, padahal penelitian yang dilakukan memakan biaya yang besar," ujar Elly. Dia pun mengakui, banyak hasil penelitian yang dilakukan oleh lembaga yang dipimpinnya yaitu Balitbang Kemenhub.Karena itu ia meminta Ditjen Perkeretaapian untuk bekerjasama dengan lembaga Litbang untuk menghasilkan prototipe teknologi yang bisa dimanfaatkan untuk keselamatan kereta api.Pada kesempatan tersebut Elly juga menegaskan, keselamatan merupakan prioritas dalam dalam sistem transportasi nasional. Karena itu perlu ada program dan aksi nyata untuk menjamin keselamatan bagi para pengguna jasa moda transportasi. Elly menambahkan, dalam melaksanakan program keselamatan perkeretaapian, tidak bisa dilakukan oleh pemerintah saja, tetapi perlu didukung operator dan masyarakat. "Keselamatan merupakan tanggung jawab bersama pemerintah, operator dan masyarakat. Semua berperan untuk mewujudkan keselamatan transportasi," papar Elly.

Sementara itu Kepala Pusat Tenaga Listrik dan Mekatronika LIPI Budi Prawara mengungkapkan, pihaknya telah melakukan penelitian dan menghasilkan prototipe yang bisa dimanfaatkan untuk keselamatan perkeretaapian. Ia mencontohkan sistem deteksi dini pergerakan tanah untuk prediski longsor."Tanah longsor pada prinsipnya adalah gejala fisis, sehingga gejala - gejala awal bisa diukur, diamati bahkan diprediksi," terangnya.Untuk mengetahui secara pasti gejala longsor papar dia, diperlukan sensor curah hujan, pergeseran (extensometer), kemiringan (inclinometer), strain sensor dan sistem data akuisisi untuk monitoring, sehingga perubahan - perubahan setiap saat selalu dapat dibandingkan dengan keadaan sebelumnya."LIPI telah melakukan penelitian untuk menghasilkan sistem deteksi pergerakan tanah berbasis sensor yang telah dikembangkan dan dipatenkan," papar Budi Prawara.(SNO)