JAKARTA – Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta meluncurkan Program Pembelajaran Jarak Jauh dan Sistem Pengawasan Dengan Teknologi Modern Berkarakter Industri. Nantinya dengan program ini akan memungkinkan para taruna STIP untuk belajar sambil bekerja. Peluncuran program ini dilakukan langsung oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Rabu (9/5) di STIP Marunda Jakarta bersamaan dengan Pelantikan 181 Perwira Remaja Transportasi lulusan STIP.

Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembelajaran para Taruna STIP, sehingga para Taruna bisa tetap belajar sambil bekerja di dunia pelayaran. Program ini juga memberikan kesempatan belajar yang luas bagi Taruna STIP karena pembelajaran ini tidak mengenal batas, setiap saat dan setiap waktu Taruna bisa mengakses berbagai sumber belajar sehingga mampu meningkatkan kemampuan dan keterampilan Taruna.

“Kita tahu bahwa pendidikan harus advance dan belajar mandiri saat ini menjadi salah satu tren dunia. Itu adalah satu cara baru dan dengan itu mereka bisa belajar tidak hanya di sini. Bahkan kita akan menyekolahkan mereka pada semester 7 atau 8 itu di luar. Jadi mereka sambil bekerja dapat sambil sekolah sehingga mereka tidak kehilangan waktu untuk sekolah tapi mereka dapat uang,” jelas Menhub Budi.

Bahkan ke depannya, Menhub Budi mengatakan akan mengadakan kerjasama dengan Universitas Terbuka (UT) guna membuka kelas secara terbuka.

“Perkuliahan secara tatap muka itu katakanlah 20% dan yang 80% kita berikan kesempatan mereka belajar jarak jauh. Ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas dan memperbanyak kesempatan bekerja bagi Taruna,” sebut Menhub Budi.

Menhub Budi juga menyampaikan bahwa para Taruna harus memperbaiki kemampuan berbahasa Inggris agar bisa berkompetisi di mancanegara. Hal ini perlu dilakukan karena 80 persen lulusan STIP diserap untuk bekerja di kapal asing dan mendapatkan kompensasi pendapatan dalam dollar yang akan menghasilkan devisa bagi negara Indonesia.

Pada kesempatan yang sama Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Asman Abnur menyebutkan sekolah-sekolah di bawah Kementerian Perhubungan didorong bukan hanya untuk vokasi tapi juga untuk kedinasan. Hal ini diperlukan untuk menciptakan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang cakap dan juga handal.

“Saat ini di Kementerian Perhubungan kita mendorong bukan hanya sekolah vokasional tapi juga untuk kedinasan. Seperti yang telah dilakukan di Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD) dan STIP. Ada beberapa program studi yang kita dorong untuk menjadi pendidikan kedinasan karena itu akan diserap langsung oleh Kementerian maupun pemerintah daerah. Sehingga spesialisasi ini akan jadi pembibitan untuk ASN, jadi begitu tamat dia langsung jadi kader ASN yang handal,” ujar Asman.

Menurut Asman keuntungan yang didapatkan adalah ASN tersebut sudah tidak perlu lagi dididik dari awal tapi sudah siap kerja. Jadi diharapkan tenaga ASN itu kompetensinya betul-betul sesuai dengan jabatannya. Karena jika lulusan dari sekolah umum seringkali harus dididik terlebih dahulu.

Asman juga mendorong agar sekolah-sekolah tersebut meningkatkan kuantitas lulusannya. Karena ASN yang pensiun setiap tahun masih lebih banyak dari pada mereka yang lulus.

“Bayangkan satu tahun ASN yang pensiun itu ada 120 ribu orang, sedangkan sekolah kedinasan hanya mampu menghasilkan 8.000 alumni, itukan tidak sampai 10 persennya. Contohnya di STTD tahun lalu itu cuma ada 350 lulusan dan tahun ini saya minta 1.000 lulusan. Seribu lulusan itu pun masih kurang, karena kalau 1.000 itu saya sebar ke seluruh Indonesia 1 kabupaten cuma dapat 2 orang lulusannya. Makanya tahun ini kita dorong supaya kapasitas sekolahnya ditingkatkan,” pungkas Asman. (HH/TH/RK/BI)