Jakarta (10/12) - Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Perhubungan (BPSDMP), menyelenggarakan Rapat Kordinasi Teknis (Rakornis), bersama dengan stakeholder Transportasi dalam rangka mensinergikan perencanaan SDM Transportasi dengan stakeholder sektor Transportasi, di Jakarta. (10/12).

Rakornis BPSDMP ini dihadiri oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi sekaligus memberikan arahan terkait tema kegiatan ini yaitu “Pengarusutamaan Pengembangan SDM Dalam Mendukung Konekvitas Keselamatan Transportasi”. Tema ini sesuai dengan arahan Presiden RI dalam pidato politik terkait lima (5) program prioritas nasional 2020-2024, dimana salah satunya yaitu pembangunan sumber daya manusia yang harus ditindaklanjuti oleh semua Kementerian/Lembaga secara komprehensif, lintas sektor dan terintegrasi.

Dalam arahannya, Menhub Budi menyampaikan bahwa pengembangan SDM di Indonesia khususnya pada sektor transportasi merupakan hal yang sangat penting untuk menyiapkan Indonesia Emas tahun 2045.

“Dalam memanfaatkan periode bonus demografi untuk menyiapkan perwujudan Indonesia Emas 2045, dimana Indonesia akan berpotensi menjadi negara terbesar ke 4 dunia, maka Presiden telah mengarahkan agar kita bisa menjadikan 260 juta penduduk Indonesia sebagai aset dan sebuah kekuatan besar untuk mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan, dan kemajuan bersama di tengah berbagai persaingan global,” ungkap Menhub Budi.

Menhub Budi menjelaskan bahwa pengembangan SDM Transportasi juga dibutuhkan dalam mendukung pembangunan infrastruktur yang telah dilakukan, yang saat ini tengah difokuskan dalam mengembangkan wilayah diantaranya prioritas Nasional sektor pariwisata di 5 (lima) Kawasan Strategis Pengembangan Pariwisata Nasional Bali Baru super prioritas, serta untuk mendukung pemerataan melalui percepatan pembangunan di kawasan 3T (terdepan, tertinggal, terluar).

“Dalam pelaksanaannya, perlu didukung dengan pengembangan SDM yang kompeten, dan dintegrasikan baik melalui pengarustamaan pembangunan SDM di dalam semua lini, pembangunan sarana dan prasarana transportasi, maupun di sektor-sektor prioritas nasional lainnya,” imbuh Menhub Budi.

Selain itu Ia juga mengingatkan bahwa pengembangan SDM Tranportasi saat ini harus disesuaikan dengan Era Globalisasi yang ditandai dengan modernisasi di segala bidang, kecepatan arus informasi dan perkembangan ekonomi digital atau dikenal dengan revolusi industri 4.0.

“Di Era Globalisasi yang ditandai dengan modernisasi di segala bidang, kecepatan arus informasi dan perkembangan ekonomi digital, mendorong kita untuk mempersiapkan SDM transportasi yang lebih andal dan berdaya saing serta mampu menyerap perkembangan teknologi di era revolusi industri 4.0,” tandasnya.

Menhub Budi berharap melalui rakornis ini Regulator, Operator dan Stakeholder bidang transportasi dapat bersinergi dalam mengadaptasi strategi-strategi untuk merespon kebutuhan pembangunan dan juga SDM di masa depan. Komitmen peningkatan investasi SDM Transportasi, terutama dalam pengembangan digital skills, dan kompetensi lainnya di era revolusi industri 4.0 menjadi penting.

Sejalan dengan Menhub Budi, Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Kennedy Simanjutak, yang mewakili Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Kepala BAPPENAS) dalam Keynote Speechnya dengan tema “Rencana Pembangunan Pendidikan Vokasi Nasional dalam mendukung Link and Match dengan Industri Transportasi”, menyampaikan bahwa saat ini masih terdapat gap antara supply dan demand dalam penyediaan SDM.

“Kondisi real saat ini masih terdapat gap antara supply dan demand dalam hal SDM, dimana bidang keahlian itu demand-nya tinggi namu supply-nya rendah, di operator antara supply dan demand masih lebih banyak supply-nya, jadi ada gap khususnya di SDM yang memiliki keahlian yang harus kita perbaiki di dalam pendidikan vokasi,” ungkap Kennedy.

Kennedy menilai bahwa Link and Match antara kebutuhan industri Transportasi dengan ketersediaan SDM Transportasi, sudah sangat baik, dimana hampir semua lulusan sekolah Vokasi Kementerian Perhubungan pada tahun 2018 terserap kerja.

“Khusus untuk perhubungan, saya nilai baik karena dari data yang kami milki, ternyata jumlah lulusan tahun 2018 sebanyak 3800 hampir terserap semua, yang belum terserap hanya 275 orang, saya pikir ini juga dapat dibuktikan di pasar, oleh sebab itu saya mengusulkan, agar pendidikan vokasi di lingkungan perhubungan untuk diperbesar,” pungkasnya.

Kepala BPSDMP, Umiyatun Hayati Triastuti, mengungkapkan bahwa Link and Match pendidikan vokasi transportasi dapat diwujudkan dengan sinergi berbagai pihak dalam membangun SDM Transportasi.

“Sinergi dalam Membangun SDM Transportasi untuk mewujudkan Transportasi Unggul Untuk Indonesia Maju dapat berjalan efeftif dengan adanya koordinasi dan kolaborasi yang harmonis antara BPSDM Perhubungan dengan Stakeholder terkait, seperti regulator, operator maupun sektor industri yang merupakan satu unsur yang saling terintegrasi satu sama lain,” papar Hayati.

Dalam rangka membangun sinergi tersebut, maka dalam Rakornis ini BPSDMP mengundang beberapa pembicara yang berasal dari Stakeholder Transportasi, yaitu para pembina kepegawaian, direktorat teknis di lingkungan Kemenhub, akademisi dan praktisi sektor transportasi serta BUMN dan asosiasi sektor transportasi.

“Pada Rakornis ini BPSDM Perhubungan juga menghadirkan stakeholder terkait dari internal maupun eksternal yang diharapkan dapat memberikan informasi terkait isu aktual dan strategis terkait sektor SDM saat ini, sebagai acuan dalam mendesain pengembangan Sumber Daya Manusia Transportasi,” tutur Hayati.

Pada Rakornis ini juga dilakukan penandatanganan MoU antara BPSDMP dengan PT Angkasa Pura II tentang kebutuhan dan pengembangan SDM bidang Kebandarudaraan.