BANGGAI - Minggu (23/12), Presiden RI Joko Widodo didampingi Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola meresmikan satu bandara dan empat terminal penumpang Bandara di Sulawesi, yang dipusatkan di Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk, Kabupaten Banggai Sulawesi Tengah.

Dalam sambutannya Presiden Jokowi mengatakan, dengan dibangunnya lima bandara ini akan lebih mempererat persatuan dan kesatuan Indonesia, serta akan semakin memudahkan mobilisasi orang dan barang.

“Sebagai sebuah negara besar, kita memiliki 17.000 pulau dan kita ingin antar masyarakat, di sini di Sulawesi, bisa berkenalan dengan saudara-saudaranya seperti di Kabupaten Wamena, Kabupaten Yahukimo, Kabupaten Bener Meriah di Aceh. Karena apapun penerbangan kalau nantinya disambungkan dengan bandara yang ada di sini saya yakin bahwa persatuan dan kerukunan diantara kita sebagai sebuah bangsa besar, bangsa Indonesia akan tercipta lebih erat lagi,” sebut Presiden.

Presiden menambahkan pembangunan infrastruktur membuat suatu hal menjadi lebih cepat, lebih mudah dan lebih murah. Selain mobilitas orang, barang dan transportasi logistik akan lebih cepat, juga akan lebih murah apabila infrastruktur itu ada dan tersedia.

“Dan pada sore hari ini kita akan meresmikan lima bandara, baik yang baru maupun yang dibangun terminal penumpang atau yang diperpanjang runway-nya. Kita semuanya berharap agar pembangunan ini nantinya betul-betul dapat memudahkan dan mempercepat kita pergi kemanapun,” urai Presiden.

Senada dengan hal tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan bahwa konektivitas sudah bagian dari visi dan misi pemerintah. Sebagai bukti nyata pembangunan dan pengembangan lima bandara ini akan memastikan distribusi pergerakan orang dan barang dari dan ke Sulawesi dapat berjalan dengan baik.

“Artinya dengan adanya konektivitas ini maka daerah akan tumbuh perekonomiannya. Juga tidak kalah lebih penting adalah NKRI, bahwa dengan adanya konektivitas ini Indonesia dipersatukan, jadi secara langsung dengan kita membangun ini di pulau-pulau maka Indonesia terangkai menjadi satu,” kata Menhub.

Total bandara yang telah dibangun selama periode 2015-2018 adalah sebanyak 10 bandara dari total target pembangunan bandara sampai akhir tahun 2019 yaitu sebanyak 15 bandara. Sehingga pada tahun 2019 Direktorat Jenderal Perhubungan Udara akan menyelesaikan pembangunan 5 bandara.

“Selama 4 tahun ini kita telah membangun 10 bandara dengan menggunakan APBN, tahun depan akan ada 5 bandara lain, jadi total ada 15 bandara. Hal ini untuk mengimbangi pertumbuhan penumpang yang luar biasa yakni 7-9 persen. Itu diatas rata-rata,” ujar Menhub.

Sebagai informasi kelima bandara yang diresmikan adalah pembangunan bandara baru yakni Bandara Morowali yang terletak di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah. Bandara Morowali berada di lahan seluas 158 hektar. Bandara ini mempunyai panjang landasan pacu berukuran 1.050 meter x 30 meter, apron 80 meter x 70 meter dan taxiway 192 meter x 18 meter. Bandara ini memiliki gedung terminal seluas 1000m2 dengan kapasitas pelayanan untuk 100 orang.

Selanjutnya empat peresmian pembangunan terminal penumpang yaitu pertama Bandar Udara Syukuran Aminuddin Amir yang terletak di Desa Bubung, Kecamatan Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah. Gedung Terminal Baru Bandara Syukuran Aminuddin Amir, Luwuk dibangun guna merelokasi terminal lama yang sudah tidak bisa menampung jumlah penumpang yang telah mencapai 350 penumpang pada jam sibuk. Selain itu Terminal Baru Bandara Syukuran Aminuddin Amir dibangun guna percepatan pemerataan di Sulawesi Tengah. Bandara Syukuran Aminuddin Amir memiliki dimensi ukuran runway 2.250 meter x 45 meter dan, sehingga akan mampu melayani maksimal pesawat sejenis Boeing 737 juga memiliki memiliki Taxiway dengan dimensi 60 meter x 18 meter, Apron 315 meter x 85 meter dan luas terminal penumpang 5000 meter persegi yang mampu menampung 350 penumpang pada waktu sibuk.

Kedua adalah Terminal Baru Bandara Udara Aroepalla, Selayar, yang juga merupakan terminal penumpang baru yang terletak di Pulau Selayar, tepatnya di Desa Bontosunggu, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan. Bandara Aroepalla, Selayar, landasan pacu 1.950 × 30 m, apron 75 m x 98,6 m dan taxiway 75 m x 20 m sehingga mampu didarati pesawat tipe ATR 72. Dengan luas terminal 512 meter persegi diperkirakan dapat menampung penumpang mencapai 30.000 penumpang pertahun. Saat ini sudah 3 maskapai yang melayani penerbangan dari dan menuju Selayar, yaitu Wings Air dengan jadwal setiap hari, Garuda Indonesia tiga kali seminggu dan Transnusa dengan jadwal setiap hari menggunakan pesawat jenis ATR 72. Akan terus ditambah sehingga dapat diterbangi lebih intensif.

Kemudian yang ketiga Bandar Udara Lagaligo merupakan salah satu bandara bertaraf domestik yang terletak di kecamatan Bua, 10 km dari Kota Palopo, Sulawesi Selatan. Bandar Udara Lagaligo mempunyai runway/landasan pacu sepanjang 1.400 meter x 30 meter, apron 80 meter x 60 meter dan taxiway 18 meter x 191,5 meter. Bandara ini memiliki terminal baru seluas 1200 meter persegi, sementara terminal yang ada sebelumnya seluas 240 meter persegi dan dinilai tidak mampu menampung penumpang yang semakin meningkat jumlahnya. Saat ini 2 maskapai melayani penerbangan dari dan menuju Lagalio, yaitu Wings Air dengan jadwal penerbangan setiap hari dan Garuda Indonesia yang melayani 4 kali penerbangan setiap minggunya dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72.

Terakhir yang keempat yaitu Bandar Udara Betoambari adalah bandar udara yang berada di dekat Bau-Bau, kota di provinsi Sulawesi Tenggara, Indonesia. Bandar udara ini memiliki landasan pacu dengan ukuran 1950 meter x 45 meter. Bandara ini memiliki terminal baru seluas 1.358,82 meter persegi, sementara terminal yang ada sebelumnya seluas 1.106,82 meter persegi dan mampu menampung 240 orang pada jam sibuk. Saat ini 2 maskapai melayani penerbangan dari dan menuju Betoambari, yaitu Wings Air dan Garuda Indonesia dengan menggunakan pesawat jenis ATR 72. (HH/RDL/CA/HA)