12 Jun 2024
7080 View
JAKARTA - Khalayak
masyarakat di negara yang sebagian besar
wilayahnya terdiri dari laut dan pantai ini belum banyak memahami dan
mengetahui adanya Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) atau kondang
dijuluki Sea and Coast Guard Indonesia. Perannya acapkali baru diketahui kiprahnya
oleh masyarakat di negeri ini saat terjadi kecelakaan atau terkait penegakan
hukum di Kawasan laut nusantara. Seperti halnya saat tim dari KPLP bersama Kapal Angkatan Laut
(KAL) Mapor menyergap kapal SV Avatar Courage dari upaya perampokan dua
orang tidak dikenal yang menggunakan senjata tajam di perairan Batu Ampar,
Batam, yang santer dirilis beberapa media nasional beberapa waktu lalu. Ihwal kasusnya, menurut Direktur KPLP Jon Kenedi, bermula pesan
SOS pada dini hari pukul 00.40 WIB, Rabu, 5 Juni 2024. “Kepala Pangkalan PLP
Kelas ll Tanjung Uban menerima informasi dari Batam VTS bahwa ada dua orang
tidak dikenal membawa parang naik ke atas Kapal SV Avatar Courage pada posisi GPS 01 09' 505" N/103 58"
580" E seputaran perairan Batu Ampar Batam," demikian petikan pesan
emergensi, berdasarkan rilis resmi Ditjen Hubla Kemenhub.Operasi pengamanan pun segera dilaksanakan setelah Tim Boarding Officer KN Rantos P-210 dari Kantor Pangkalan PLP Kelas
II Tanjung Uban bersama Kapal Angkatan Laut (KAL) Mapor, menerima pesan mohon
bantuan. Selang beberapa waktu, rubber
boat (kapal karet) KN Rantos P-210 dan KAL MAPOR sudah tiba di lokasi dan
bersandar di lambung kiri SV. Avatar Courage. "Tim gabungan KPLP dan KAL Mapor langsung melakukan
penyisiran ke seluruh ruangan kapal SV Avatar namun kedua orang yang diduga
perompak tidak ditemukan dan kemungkinan sudah kabur," ungkap Jon Kenedi.Setelah Tim Boarding Officer KN Rantos P-210
memastikan kondisi kapal SV Avatar
Courage sudah aman dan dilanjutkan dengan pengawalan serta patroli hingga
pukul 03.38 WIB. Lantas, kapal karet KN
Rantos P-210 dan KAL Mapor bertolak kembali ke Pelabuhan Bintang 99 Persada
Batam. Tim gabungan Rantos P-210 dan KAL Mapor berhasil mengamankan kapal
SV Avatar Courage dan seluruh awak
kapalnya. “Operasi penyergapan pun dianggap selesai. Kami mengapresiasi kerja
cepat dan koordinasi efektif dari seluruh pihak yang terlibat dalam operasi
ini," ucap Jon Kenedi.Jon Kenedi melanjutkan
operasi penyelamatan lain, yang juga berawal dari adanya informasi
yang diterima dari Coast
Guard Singapore. Isi pesannya ada 12
crew kapal tersebut, meliputi 11 WNI dan 1 warga Bangladesh telah
meninggalkan kapalnya dan ditolong oleh Coast
Guard Singapore. “Saat crew meninggalkan kapal tersebut, kapal masih
dalam keadaan mesin induk hidup dan mengarah ke Tanjung Berakit dan kandas,”
demikian petikan penting dari pesan tersebut.Kepala Pangkalan KPLP Tanjung Uban langsung mengerahkan tim
penyelamat untuk mengevakuasi Kapal MV. LAYAR ANGGUN 8 dan segera melakukan
tindakan penyelamatan sejak pukul 04.30 WIB. “Kapal patroli yang dikerahkan meliputi kapal
patroli KPLP KN. Rantos - P.210, KN. Sarotama - P.112, dan koordinasi bersama
KRI Lepu 861 siaga untuk mengawasi dan mengamankan kapal yang terbakar," tutur
Jon Kenedi.Pemadaman api terus berlanjut hingga pukul 08.00 WIB, ketika rubber boat (kapal karet)
KN.Rantos-P.210 dan KN.Sarotama-P.210 masih terus melakukan proses pemadaman
bara api yang masih berkobar di kapal menggunakan Pompa Alcon.Jon Kenedi menilai, upaya mematikan api dilakukan dengan
sigap dan determinasi tinggi. Hingga pukul 11.00 WIB, baru bara api berhasil
dipadamkan oleh rubber boat
KN.Rantos-P.210 dan KN.Sarotama-P.112. "Berkat
keberanian dan ketangguhan anggota KPLP sebagai sea and coast guard sehingga berhasil memadamkan bara api pada
Kapal MV. Layar Anggun 8," sanjung Jon Kenedi. “Kehadiran KPLP
mengisyaratkan komitmen kami untuk menjaga keselamatan dan keamanan pelayaran
di perairan Indonesia," ujarnya Direktur KPLP Jon Kenedi beberapa waktu
lalu. Penjaga
Keselamatan dan Keamanan Pelayaran Direktur Jenderal Perhubungan Laut Capt. Antoni Arif Priadi
mengungkapkan, peran dan kontribusi Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP)
dalam menjaga keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia tidak perlu
diragukan lagi. KPLP, lanjut Capt Antoni, memiliki peran dalam menjaga
keselamatan pelayaran, melakukan pengawasan intensif terhadap kapal asing
maupun berbendera Indonesia sebelum beroperasi di perairan Indonesia. Berkaitan dengan insiden kebakaran Kapal MV, Layar Anggun 8
yang terjadi beberapa waktu lalu, Dirjen Capt Antoni mengapresiasi kerja keras
dan dedikasi pasukan KPLP serta unsur lain yang meliputi personil KRI Lepu 861, TNI AL Pos
Tanjung Berakit, maupun para nelayan dalam menangani insiden tersebut. Hal tersebut sesuai dengan semboyan KPLP yaitu Dharma Jala
Praja Tama - mengemban tugas menjaga laut Indonesia dari segala bentuk gangguan
dan ancaman serta mencegah dan menangani kerusakan lingkungan laut. Keberadaan
KPLP tentunya sangat penting dalam menjaga keutuhan NKRI yang merupakan salah
satu negara maritim terbesar di dunia.Untuk terus meningkatkan kemampuan anggota/personil KPLP
sebagai Sea and Coast Guard NKRI,
KPLP sangat antusias menjalin kerjasama
dengan Coast Guard negara lain. Awal Juni 2024 lalu, misalnya KPLP menerima
kunjungan delegasi Penjaga Pantai Amerika Serikat (US Coast Guard/USCG) membahas pelatihan dan kerja sama teknologi di
bidang penjagaan laut dan pantai. Kerjasama ini jika direalisasikan berguna untuk
meningkatkan kapabilitas personel KPLP. Pihak US Cost Guard, seperti yang diungkapkan
Direktur KPLP, telah menjajaki bantuan pelatihan
bagi Indonesia Coast Guard, khususnya
terkait kemampuan pasukan khusus yang sangat dibutuhkan oleh KPLP.Kekuatan
dan kemampuan KPLP Saat Ini Sebagai bagian dari kekuatan nasional penjaga maritim nusantara,
KPLP, seperti yang diungkapkan Jon Kenedi di hadapan para delegasi USCG yang
berkunjung, memiliki fasilitas dan sumber daya pendukung. KPLP saat ini mempunyai personel kurang lebih 9.000 personel dengan
total aset kapal patroli sebanyak 369 unit yang terdiri dari 7 unit kapal kelas
I (60 meter), 15 unit kelas II (42 meter), 51 unit kelas III (28 meter), 53
unit kelas IV (17 meter). ), dan 243 unit kelas V (12 meter), termasuk di
dalamnya 35 (tiga puluh lima) kapal yang berada di 5 (lima) Pangkalan Penjagaan
Laut dan Pantai (PLP) yang tersebar di seluruh tanah air, yaitu PLP Kelas I
Tanjung Priok, PLP Kelas II Tanjung Uban, PLP Kelas II Surabaya, PLP Kelas II
Bitung dan PLP Kelas II Tual.Jon Kenedi sempat ditanya
oleh delegasi USCG, perihal TuPokSi KPLP saat ini. Menurut Jon, pada dasarnya ada banyak kesamaan
tugas-tugas USCG dengan KPLP, namun menurut Jon, terdapat perbedaan utama yang
terletak pada fokus pengawasan dan kewenangan terhadap penyelundupan
narkoba dan manusia yang menjadi prioritas USCG. “USCG memiliki kewenangan
lebih luas terkait penanganan penyelundupan narkoba dan perdagangan manusia, sedangkan
KPLP lebih fokus pada regulasi pelayaran sesuai UU Nomor 17 Tahun 2008,” ungkapnya. Direktur KPLP itu juga
menjelaskan keberadaan KPLP sesuai dengan landasan hukum yaitu Peraturan
Pelayaran (Scheepvaart Reglement) LN 1882 No. 115 junto LN 1911 No. 399
(polisi di laut). Undang-Undang Pelayaran (Scheepvaart Ordonantie) 1936
(Stb. 1936 No 700), Peraturan Pelayaran 1936 Pasal 4, dan Ordonansi Wilayah
Laut dan Lingkungan Maritim 1939 Pasal 13. “Kami juga membahas terkait
penanganan kapal-kapal yang berada di perairan Indonesia untuk wajib menyalakan
AIS dan penegakan hukumnya," imbuhnya.Topik lain yang dibahas, lanjut dia, adalah mengenai
Starlink, teknologi yang dibawa oleh Elon Musk yang baru-baru ini mengunjungi
Indonesia. Delegasi USCG akan membuka
peluang kerja sama dalam pengembangan teknologi ini yang disambut baik oleh
Direktorat KPLP Ditjen Hubla Kemenhub, yang diharapkan akan dapat
mendukung tugas dan fungsi kesatuan
penjagaan laut dan pantai. Juga dibahas mengenai peluang hibah kapal patroli
dari USCG kepada KPLP. Peluang ini didasarkan pada hibah serupa yang telah
dilakukan Amerika Serikat kepada Coast Guard Filipina dan Vietnam serta
pengalaman hibah pesawat tempur kepada TNI.Selain kerjasama pelatihan dengan USCG, KPLP Ditjen Hubla
Kemenhub sejak beberapa waktu lalu juga telah bergabung dalam Regional Marine Pollution Exercise (Marpolex).
Marpolex adalah latihan gabungan antara Indonesia, Filipina, dan Jepang yang
fokus pada penanggulangan tumpahan minyak di laut. Untuk latihan gabungan yang
akan datang, akan diadakan di Bacolod City, Filipina, pada 24-29 Juni
2024. Direktorat KPLP mengirim satu Kapal Patroli KN Trisula P-111 di
Jakarta mewakil armada kapal Sea and
Coast Guard IndonesiaLatihan bersama ini, menurut Jon Kenedi, merupakan langkah penting
dalam penanggulangan tumpahan minyak dan melibatkan partisipasi aktif dari
berbagai negara, termasuk Indonesia, Filipina, dan Japan Coast Guard.Jon Kenedi menekankan pentingnya peran Indonesia dalam
latihan gabungan lingkup internasional ini karena latihan ini bukan saja yang
mewakili instansi KPLP dan Kemenhub pada umumnya, tetapi membawa nama Indonesia di kancah
internasional.Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan apresiasi
kepada seluruh personel KPLP yang telah bekerja sepenuh hati menjunjung motto
Dharma Jala Prajatama. “Motto hendaknya menjadi
pedoman untuk selalu berusaha memberikan pelayanan yang terbaik bagi bangsa dan
negara,” pesannya. (IS/AS/RY/ME)
-
Biro Komunikasi dan Informasi Publik