(Jakarta, 13/3/2012) pada 7-9 Maret lalu di Bangkok, Thailand diselenggarakan Global Road Safety Partnership (GRSP) Asia Road Safety Seminar .Berikut adalah isi presentasi yang disampaikan oleh beberapa pembicara dari perwakilan bebrapa Negara yang hadir.
Beberapa presentasi disampaikan dalam seminar tersebut, di antaranya :
1. Thailand’s Road Safety Strategy oleh Departement of Disaster Prevention and Mitigation, Ministry of Interior,
Mengangkat isu keselamatan jalan telah menjadi isu serius yang menjadi perhatian (concern) pemerintah Thailand, dengan kebijakan menurunkan tingkat fatalitas kecelakaan yang ditargetkan dapat terwujud kurang dari 10% per 100.000 populasi sampai dengan 2020;
2. Road Safety and the Red Cross Movement oleh Anne E. Leclerc (International Federation of Red Cross and Red Cresent Societies Souteast Asia),
Memaparkan posisi GRSP yang strategis dalam penanganan isu keselamatan jalan karena melibatkan banyak komponen, serta keterlibatan Palang Merah dalam penanganan kecelakaan yang menunjukkan kemajuan di berbagai negara, termasuk Indonesia;
3. Social Marketing with Road Safety oleh John Thompson (Transport Accident Commission, Australia),
Mengangkat pentingnya peranan sosialisasi dan kampanye sabuk keselamatan jalan yang menunjukkan hasil signifikan dalam menurunkan tingkat fatalitas kecelakaan lalu lintas di Australia, serta peran penting Transport Accident Commission dalam pengumpulan data, akses data, dan mendukung program-program pencegahan kecelakaan lalu lintas jalan;
4. FIA Foundation and Global Road Safety Fund oleh Saul Billingsley,
Memaparkan update dari Decade of Action Global dan Regional serta implementasinya berupa pencangan dekade aksi keselamatan jalan di beberapa wilayah dan memberikan dukungan pengelolaan keuangan dan berperan sebagai katalisator dalam memberikan dukungan aktivitas nasional terhadap organisasi-organisasi penanganan keselamatan jalan, serta dukungan FIA dalam pengelolaan pendanaan dalam kegiatan keselamatan jalan;
5. Asian Development Bank (ADB) oleh Jeff Miller,
Memaparkan mengenai ADB Sustainable Transport Initiative dan Road Safety Action Plan untuk pengembangan infrastruktur dalam rangka peningkatan jalan, serta upaya ADB membantu capacity building penanganan keselamatan jalan di Asia;
6. United Nations Economic and Social Commission for Asia and the Pacific (UN-ESCAP) oleh Rebecca Huang,
Memaparkan mengenai perkembangan program National Road Safety Workshop untuk membantu negara-negara berkembang dengan tujuan membantu negara-negara wilayah Asia Pasifik dalam mewujudkan komitmennya menindaklanjuti dekade aksi keselamatan jalan;
7. Developments with Australia’s Response to the Decade of Action in Asia oleh David Shelton, VicRoads, Australia,
Memaparkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Australia dalam mendukung Dekade Aksi Keselamatan, melalui : perbaikan infrastruktur jalan, membuat pedoman dan petunjuk pelaksanaan sistem manajemen keselamatan kepada pemerintah daerah, pelatihan-pelatihan kepada pemerintah daerah, melakukan penelitian-penelitian sebagai rekomendasi formulasi kebijakan pemerintah dalam penanganan keselamatan jalan, pengadaan workshop-workshop keselamatan jalan, pengkajian regulasi keselamatan jalan, serta pengembangan penggalian sumber pendanaan keselamatan jalan.
Hasil diskusi pada seminar tersebut, berkembang pembahasan mengenai prinsip-prinsip manajemen keselamatan jalan secara efektif melalui pendekatan multisektoral, yang dapat diwujudkan secara efektif melalui:
- Pengorganisasian dan koordinasi yang baik antar institusi terkait,
- Diperlukannya kesadaran dan kepemimpinan untuk mewujudkan manajemen keselamatan jalan secara efektif,
- Penyamaan persepsi/pemahaman penanganan keselamatan jalan antara Pemerintah dan para pemangku kepentingan,
- Penyusunan pedoman penanganan keselamatan jalan dalam skala jangka panjang,
- Prinsip manajemen keselamatan yang berfokus pada hasil (result focus) dan penetapan Lead Agency yang jelas,
- Penerapan akuntabilitas terhadap publik terkait dengan outcome/dampak yang dihasilkan dari suatu program keselamatan jalan,
- Perlu adanya institutional menagement function dan intervensi dari lembaga pemerintah yang ada dalam penanganan keselamatan jalan,
- Perlu adanya development of management knowledge yang mencakup pemahaman isu, pengembangan safety system thinking, dan evidence-based policy recommendation,
- Perlunya dukungan politik dan keuangan yang memadai,
- Keterlibatan parlemen/DPR untuk mendapatkan dukungan dalam perumusan kebijakan bidang keselamatan jalan,
- Publikasi berkala tentang outcome performance yang telah dilakukan pemerintah,
- Penetapan dan pengembangan strategi dengan target yang realitis,
- Pembenahan legislasi dan sistem pendukungnya,
- Peningkatan tata kelola penanganan keselamatan jalan (managing up, influencing through promotion and advocay of road safety),
- Membangun opini publik melalui “marketing” keselamatan jalan, serta
- Pencarian sumber-sumber pendanaan yang potensial.
Dari seminar ini, beberapa pembelajaran positif dapat diambil oleh Indonesia untuk mengembangkan penanganan keselamatan jalan, di antaranya melalui pembenahan keseriusan pemerintah dalam penanganan isu keselamatan jalan dengan melakukan langkah-langkah strategis dan konkrit untuk mendorong pencepatan pencapaian hasil yang diharapkan dalam Dekade Aksi Keselamatan Jalan. Terkait Lead Agency, Pemerintah Indonesia perlu segera menetapkan institusi mana yang akan diberikan mandat untuk mengkoordinasikan, mengintegrasikan, serta memimpin pelaksanaan Dekade Aksi Keselamatan Jalan.
Selain itu, dari hasil seminar ini perlu ditindaklanjuti dengan melakukan mekanisme monitoring kemajuan pelaksanaan Dekade Aksi Keselamatan Jalan di Indonesia, untuk selanjutnya dapat disampaikan pada forum regional maupun internasional sejauh mana kemajuan yang dicapai dan perbandingannya dengan kemajuan yang diraih negara lain. (RS)