Jakarta – Delegasi Kementerian Perhubungan yang dpimpin oleh Sekretaris Jenderal Djoko Sasono, menghadiri pertemuan Ke-50 ASEAN Senior Transport Officials Meeting yang diselenggarakan secara virtual pada 18-19 November 2020. Dalam pertemuan tersebut Kemenhub menyampaikan usulan tindak lanjut kerja sama sektor transportasi antar Negara ASEAN dan kerja sama negara anggota ASEAN dengan negara lainnya seperti Tiongkok, Jepang Korea, Selandia Baru, dan Uni Eropa.

“Dalam pertemuan tersebut kami menyampaikan sejumlah usulan kepada Negara Anggota ASEAN STOM, yang diharapkan dapat bermanfaat bagi Indonesia dan juga Negara anggota ASEAN lainnya dalam upaya bersama memulihkan ekonomi akibat pandemi Covid-19,” demikian disampaikan Sekretaris Jenderal Kemenhub Djoko Sasono di Jakarta, Rabu (18/11).

Beberapa usulan yang disampaikan di sektor transportasiudara yaitu terkait dengan ASEAN Single Aviation Market (ASAM), untuk penerbangan ASEAN-China, Indonesia mengusulkan amandemen untuk mengganti poin dari Lombok menjadi Makassar. Kemudian untuk penerbangan ASEAN – New Zealand, Indoneia mengusulkan hanya membuka poin Makassar untuk maskapai ASEAN dan New Zealand. Selanjutnya untuk penerbangan ASEAN-Jepang, Indonesia mengecualikan poin Bali untuk pelaksanaan hak angkut ke-3, ke-4 dan ke-5.

Selanjutnya, usulan yang disampaikan terkait kerjasama teknis transportasi udara, Indonesia menyatakan masih perlu memperhatikan dan melakukan evaluasi kesiapan implementasi di lapangan, serta meningkatkan koordinasi dengan stakeholder terkait seperti harmonisasi kurikulum flying school, koordinasi dengan Kemenaker, dan penyesuaian standar kompetensi terkait dengan rencana implementasi pengakuan organisasi pelatihan penerbangan antar Negara ASEAN.

Di sektor transportasi laut, Indonesia akan mendukung dengan mengirimkan data yang diminta dari Pelabuhan Dumai, Belawan, Panjang, Tanjung Emas dan Tanjung Priok terkait dengan rencana penerapan ASEAN Single Shipping Market (ASSM). Kemudian, Indonesuia mendukung kerja sama Jepang untuk melanjutkan kerjasama promosi kapal pesiar dengan Negara Anggota ASEAN.

Selanjutnya, terkait dengan implementasi angkutan penyeberangan Dumai-Malaka, Indonesia dan Malaysia telah menyepakati kerangka peraturan dan mekanisme untuk memfasilitasi kelancaran pergerakan kendaraan dalam layanan RO-RO tersebut, yang akan dibahas lebih lanjut oleh otoritas transportasi darat kedua negara.

Sementara itu, terkait dengan implementasi angkutan penyeberangan Bitung-Davao/General Santos, Indonesia dan Filipina tetap berkomitmen untuk tetap melajutkan kerjasama antara kedua pelabuhan tersebut. Upaya kolaborasi dengan pemangku kepentingan sektor publik dan swasta terkait terus dilakukan untuk memastikan jalur ini dapat bermanfaat bagi kedua negara dalam aspek pelayaran dan perdagangan.

Sejumlah agenda yang dibahas dalam pertemuan tersebut diantaranya : program kerjasama di bawah kerangka Kuala Lumpur Strategic Transport Plan 2016-2025, negosiasi sektor transportasi udara ASEAN yaitu pembentukan kerangka kerjasama ASEAN Trade in Services (ATISA), ASEAN Single Aviation Market (ASAM), ASEAN-China, ASEAN – European Union (Uni Eropa), ASEAN – New Zealand, ASEAN –Japan, dan ASEAN – Republic of Korea.

Selain itu dibahas pula isu terkait kerja sama teknis di bidang transportasi udara di Negara ASEAN seperti pembahasan master plan ASEAN Air Navigation Services (ANS) dan pengakuan organisasi pelatihan penerbangan Crew Licensing (MRA on FCL).

Di sektor transportasi darat, dibahas isu terkait ASEAN Multisector Road Safety Special Working Group (MRSSWG), ASEAN Highways Sub-Working Group Meeting (AHSWG), Singapore-Kunming Rail Link (SKRL), dan ASEAN Land Transport Network Map.

Di sektor transportasi laut, dibahas isu terkait ASEAN Single Shipping Market (ASSM), pengembangan koridor kapal cruise, persiapan implementasi operasional rute Ro-Ro Dumai – Malaka ; Bitung – Davao/General Santos , pembahasan lanjut proyek Advanced Personnel Training Program for Vessel Traffic Service (VTS), pengembangan teknologi pelabuhan, dan pencarian dan pertolongan (SAR) di sektor maritim.

Dalam pertemuan rutin yang dilaksanakan setiap dua kali dalam setahun ini hadir pula para delegasi dari negara di ASEAN dan negara mitra ASEAN antara lain seperti Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, Vietnam dan China. (LKW,RDL,LA,HT).